White

Author : Park Minhyun
Cast : Lee Hayi as Hanna Lee
Park Jungsoo as Dennis Park
Lee Donghae as Aiden Lee
Genre : Family,Sad,Angst
Length : Oneshoot
Rating : PG+
Credit poster : editan sendiri >> parkminhyun
NB : This all my own plot
Note : Ini adalah FF keduaku dengan cast 2nd Winner Kpop Star,
Lee Hayi,queen of soul ^^
Sebelumnya dengan cast Baek Ahyeon,’My Name Is Stupid’
Perihal Minhyun bereksperimen sama genre yang beda yang gak pernah saya coba sebelumnya,
Ada yang tau film Bridal Mask gak? Minhyun ambil setting di tahun yang sama kayak Bridal Mask,tapi beda konsep sama plot,cuma jaman2nya aja…*ampunreaders*
*mian buat hangul yang saya usahain gak acak-acakan tapi acak acakan(?)di atas*
Hope u like it!
^^
***

Hujan masih terus mengguyur rerumputan musim semi. Adakalanya angin berhembus menerbangkan gelas plastik yang dibuang sembarangan. Tapi tetap saja,seolah enggan beranjak dari aktifitas meskipun terbatas cuaca.

“Aku pulang…”seorang gadis masuk menenteng benda panjang berbahan sintetis yang telah dilipat meneteskan sisa air hujan dipermukaannya. Wajahnya tampak dilipat sesuai dengan kondisi mendung di luar sana.
“Aish,sial.”umpatnya ketika melihat sepatu flat berwarna putih kesayangan yang lusuh akibat percikan air dan pasir.”Hayi-ah? Kau sudah pulang?”datang seorang namja memakai celemek merah muda dari dapur sembari membawa pisau.

“Ya! Jauhkan itu!” tatapan maut ditujukan pada namja bercelemek merah muda seketika melihat kilatan permukaan pisau yang terpantul oleh lampu seakan menandakan bahwa benda itu bisa merenggut nyawamu dalam 5 detik.
“Wae? Aku tidak akan menghujamkannya padamu. Kau tak mau makan bulgogi huh? Ya sudah…”

“Oppa! Aku mau!”

“Mandi dan ganti baju dulu…”

“Nanti saja.”

“Tak ada jatah makan malam untukmu.”

“Andwae! geu..geurae aku ke kamar dulu! Jangan dimakan sendiri!”

“Ne…”

Selang beberapa menit, gadis itu keluar dari kamarnya bersama handuk yang setia mengeringkan rambutnya. Cuaca diluar sana tidak dapa dikompromi,berulang kali ia bersin tidak menentu. Mungkin kali ini akan demam? Hayi tidak boleh sakit sebelum makan Bulgogi. Campuran rhizome yang terdapat pada Bulgogi mungkin dapat menghangatkan tubuhnya,ditambah the gingseng merah. Sekedar bergumam, Ia berhenti sejenak di depan sebuah pintu yang berada diujung ruangan bertuliskan ‘Lee Donghae’

“Hayi! Ppaliwa!”Suara Donghae mengagetkannya segera ia berlari menuruni tangga hingga tak ia sadari kakinya tersandung lipatan karpet biru membentur besi penyangga nakas di anak tangga.

‘bruk’

“Aish~appo…”Hayi meringis kesakitan mendapati ujung ibu jari kakinya mengeluarkan cairan pekat berwarna merah.”Oppa! Berdarah!”cairan itu terus mengalir hingga membuat lantai berwarna putih ternoda oleh darahnya,”Omona,ottokeh?”gumamnya panik.

“Oppa!”

“Oppa!”

“Oppa!”

Berkali-kali ia memanggil nama kakaknya tak ada satupun jawaban terdengar,”Oppa! Jangan main-main! Aku berdarah tahu!”

Tetap dengan kondisi sepi yang sama. Terpaksa,Hayi berdiri dengan kesal lalu berjalan ke dapur meskipun darah tercecer di setiap lantai yang ia lewati. “Oppa!”

‘duk duk duk’ hanya itu yang terdengar dari sup yang mendidih di panci. Spatula dan pisau nampak kotor seperti telah digunakan beberapa saat yang lalu. Hayi meremat ujung kausnya. Tak mungkin Donghae meninggalkan masakan begitu saja tanpa mematikannya.
Hayi menoleh kea rah meja makan. Semuanya terhidang dengan uap yang mengepul diatasnya.
Ada kimchi hangat,ada nasi yang telah disiapkan dalam dua mangkuk dan sumpit aluminium,ada bulgogi.

Tapi tak ada Donghae.

“Oppa,jangan bercanda. Ini tidak lucu.”

Hayi segera berlari menuju kamar Donghae di lantai atas. Dibukanya kasar tanpa mengetuk terlebih dahulu. Tidak ada siapapun disana. Ia beralih ke kamar mandi. Daun pintu tampak terbuka menyisakan kesepian. Ia menatap ke ujung kakinya. Darahnya sudah mengering,sebenarnya tak butuh mencari Donghae. Tinggal makan saja toh sudah disiapkan.

“Lee Hayi,gwaenchana. Oppa tak apa-apa..tak akan ada apapun Hayi-ah,Oppa hanya keluar sebentar. Tak ada yang akan terjadi,oppa akan kembali…ia akan kembali…”gumam Hayi dalam hati. Memasukan sesendok nasi dan mengunyahnya perlahan,”Ia akan kembali…”
***
“Cepat persiapkan laskar tentara di Grandville.”

“Semua sudah dikerahkan,magister.”

“Semua?”

“Ya,semua.”

Pria itu mengetuk ketukan jarinya diatas meja khas Georgia. Diliputi kerutan diantara kedua alisnya. Macam macam pikiran yang berkecamuk di kepalanya hingga dirasa sudah tak kuat menopang tubuhnya sendiri.

“Magister,kau tak apa-apa?”

Pria itu menahan seorang ajudan untuk menolongnya dengan sebuah isyarat. Walau keringat dingin mengucur dari pelipis,ditolong pun tak akan membantu situasi genting seperti saat saat ini. Kilat-kilatan cahaya membentuk sebuah gelegar menggetarkan kaca jendela yang membentang dari langit langit hingga lantai ruangan beraksen kayu.

“Bagaimana kondisi di Swensk?”

“Sejauh ini kami belum dapat kabar.”

“Bagus.”

Pening mulai menjalar tak hanya di kepalanya,bahkan buku buku jari ikut merasakan sakit luar biasa. Hujan deras mengguyur Atelier,negeri seribu bunga yang tak bisa hidup tanpa akarnya. Akar neracun.

“Cepat panggilkan Jean.”

“Tapi…”

“TAK USAH MEMBANTAH!!”

Hanna kecil meringkuk di balik pilar-pilar kastil. Matanya tak henti menatap seseorang yang baru saja keluar dari ruangan itu. Berharap ia bisa mendengar lebih dari itu. Sebelum ia rasakan semuanya gelap dan berlalu begitu saja membekap dengan paksa hingga tak disadari bahwa ia sudah terlelap.

“YA!! LEPASKAN DIA!!!”

Ya,suara itu tak akan didengar siapapun kecuali dia yang bersuara menghentak-hentakan kakinya yang mematung tak bisa bergerak kemanapun di balik semak-semak. Tubuhnya seakan menolak melakukan apa yang ia kehendaki.

“YA!! YA!! YA!! KAU NAMJA BERPAKAIAN KUNO LEPASKAN ANAK ITU BODOH!!!”

Percuma suara itu memberontak serak tak mampu menembus dinding masa itu,kalaulah Hanna kecil adalah seorang Lee Hayi.

***

Waktu berputar seakan hanya kedipan mata. Hayi berada di sebuah ruangan berwarna putih. Matanya terbelalak ketika melihat seseorang yang ia sangat kenal bahkan sangata ditunggunya berada di depan mata.

“OPPA!!” Hayi berusaha menggapai kakaknya yangd dekat namun begitu jauh ia gapai. Tiba-tiba ia tak bisa bersuara lagi,hanya mampu melihat apa yang ada di depannya.

Hanna,kau sudah siap?”terdengar ketukan di balik pintu. Aiden,tentu saja dia. Seolah mengerti apa yang dimaksudnya,Hanna berbalik membukakan pintu. Gaun merah yang menjuntai sampai mata kaki menambah elok parasnya.

Hayi terheran melihat gadis yang ia tahu terasa familiar. Mata itu,hidung,tubuh…

Tunggu,itu aku!” Kepalanya terasa berputar degan pening yang menjalarnya. Ia tak tahu sedang apa dan dimana dengan maksud apa berada di tempat itu. Gadis yang ia yakini ia lihat tadi tampak 10 tahun lebih tua.

“Kau cantik.”

“Terimakasih.”

Lorong lorong kastil masih sepi mengingat yang lain telah berkumpul di koridor depan sejak 30 menit yang lalu menunggu Hanna,putri Atelier yang hendak melaksanakan aktifitas rutin setiap enam bulan sekali. Upacara kemakmuran negeri yang dipersembahkan untuk para dewa dewi.

“Selamat pagi deesset…”puluhan pelayan dan ajudan berbaris rapi menyambut kedatangan Hanna. Ia mengangguk kecil sembari menaikan kedua ujung bibirnya kecil,”Disini…”Aiden membukakan pintu mobil mempersilahkan Hanna masuk.

*deesset = nona = agasshi*

Kegiatan berlangsung begitu saja. Tiap hari tanpa menggunakan tangannya sendiri,Hanna. Kalau perlu ia tak perlu menggunakan kakinya untuk berjalan. Siapapun akan rela dan senang hati membopongnya. Meskipun Hanna dipenggal sekalipun,kepalanya akan dibawa kemanapun jika ia ingin.

“Aku mau mati.”

“Kalau begitu biarkan aku mati dulu…”

Hanna berbalik mendapati Aiden yang menyandar di antara daun pintu. Gadis tadi menghela nafas. Hidupnya benar benar menyebalkan. Ia ingin sesekali mencoba memintal kain bersama gadis-gadis seusianya,mencoba rerotian di festival panen,bersepeda di bawah terik matahari semi. Ia melewati banyak kesempatan yang ada hanya karena ia seorang PUTRI.

“Aku tidak akan membiarkanmu mati.”Ujar Hanna.

“Deesset kami yang terhormat tidak boleh melindungi orang lain…”

Hanna menutup kedua telinga dengan tangannya. Berharap tak ingin mendengar sepatah katapun yang muncul dari bibir Aiden yang bisa membuatnya terjun dari balkon kamar.

“Putri juga manusia…”lirih Hanna,”Putri bukan manusia biasa.”

“Aiden!”

“Maaf Deesset Hanna…”

 

“Aiden! Perlu kubilang berapa kali untuk tidak memanggilku begitu?”

“Tidak bisa deesset,ini sudah peraturan kastil.”

“Kumohon Aiden…”

Aiden masih menundukan wajahnya,berjaga jaga agar sesuatu menampar wajahnya tiba-tiba. Namun apa? Sebuah pelukan hangat ia dapatkan begitu ia merasakan tangan melingkar dari belakang.

“Kakak…”

Entah apa yang membuatnya tak bisa mengelak pelukan itu. Aiden hanya diam dan diam. Tak ingin membantah ataupun mengikuti apapun saat ini.

“Hanna.”namun kata itu hanya keluar begitu saja. Sedangkan Hayi,ia hanya mampu tercekat dalam pandangan yang sulit diartikan.

***

-HAYI POV-

Kini waktu tiba-tiba berputar lagi seakan menarikku keluar entah kemana. Disini tempat yang sangat gelap,tidak kutemui satupun cahaya yang terang dan mampu menambah jarak pandang. Hanya satu titik cahaya seperti lilin di ujung koridor. Bulu kuduku berdiri seakan sesuatu yang buruk terjadi padaku sesaat lagi.

tap ta tap

begitulah kiranya terdengar suara langkah kaki yang begitu pelan dan perlahan. Kuberanikan diri untuk mendekatinya.

tap

Suara itu berhenti. Tepat ketika cahaya lilin dinyalakan kembali diujung wajahku. Tercekat kaget namun kurasa ia tak melihatku. Orang itu hanya berlalu berbelok ke koridor kanan. Anehnya,aku tak bisa melihatnya jelas karena ditutupi oleh jubah kusam.

“Magister,ini aku…”

Dan pada akhirnya aku mendengar suara pintu terbuka dari ujung koridor kanan. Sebelum aku ditarik paksa lagi oleh entah siapa seperti menarik nyawaku keluar.
Hanna adalah aku,aku adalah Hanna. Kesimpula yang kudapat setelah melihat sedikit cuplikan yang nyata ini. Sepertinya tempat ini penuh rahasia yang harus ku ketahui,seperti itulah kenapa aku disini. Tapi untuk apa pula? Siapa? Aku adalah reinkarnasi Putri Hanna?
“Hei kau…”

Aku tersentak ketika sebuah tangan menyentuh pundakku. Itukan Dennis? Dennis magister itu?

“Selamat datang di mimpi burukmu…”ia tersenyum dengan sangat menakutkan. Menyeretku ke sebuah ruangan seperti penjara bawah tanah dengan begitu cepat,

“YA! LEPASKAN AKU!!”

“Ini mimpi buruk reinkanator Hanna…”ia duduk di depanku sambil menangkup wajahnya dengan satu teklapak tangannya,”Kenapa? Lupa aku? Aku Dennis…mungkin akan bertemu di 200 tahun yang akan datang…”Suaranya seakan menggema hingga merasuk kulitku sendiri. Dingin dan lembab ruangan yang kutempati saat ini. ENtah kenapa aku ingin menangis ketika sebilah benda dingin menyayat kulit lengan kiri ini.

“Jangan bilang pada siapapun kalau kau takkan kembali ke masa yang akan datang,Lee Hayi….”

“KENAPA KAU TAK KATAKAN BAHWA KAU AYAH KANDUNG PUTRI HANNA!!!”

Mulutku berteriak tanpa kendali. Sungguh,demi Tuhan bukan aku yang mengendalikan ini semua. Aku hanya ingin satu,pulang dan memeluk oppa…

“apa? kau bilang apa? APA BODOH!!!”

‘krek’

Itu suara yang terdengar ketika ia mencengkram daguku erat,bukan tapi kuat karena perih dari kuku-kukunya yang menancap.

“Kkaau..ayah dari putri Hanna…”

“Katakan sesukamu dan laukan apa yang bisa kau lakukan,”

“Cih,Lee Hayi…”

“Konspirasi Swensk 1750…”

Ucapku begitu saja,Dennis berbalik,

“Aku akan kembali pada masa itu…”

‘SPLASH!!!’

***

“Cepat persiapkan laskar tentara di Grandville.”

“Semua sudah dikerahkan,magister.”

“Semua?”

“Ya,semua.”

Pria itu mengetuk ketukan jarinya diatas meja khas Georgia. Diliputi kerutan diantara kedua alisnya. Macam macam pikiran yang berkecamuk di kepalanya hingga dirasa sudah tak kuat menopang tubuhnya sendiri.

“Magister,kau tak apa-apa?”

Pria itu menahan seorang ajudan untuk menolongnya dengan sebuah isyarat. Walau keringat dingin mengucur dari pelipis,ditolong pun tak akan membantu situasi genting seperti saat saat ini. Kilat-kilatan cahaya membentuk sebuah gelegar menggetarkan kaca jendela yang membentang dari langit langit hingga lantai ruangan beraksen kayu.

“Bagaimana kondisi di Swensk?”

“Sejauh ini kami belum dapat kabar.”

“Bagus.”

Pening mulai menjalar tak hanya di kepalanya,bahkan buku buku jari ikut merasakan sakit luar biasa. Hujan deras mengguyur Atelier,negeri seribu bunga yang tak bisa hidup tanpa akarnya. Akar neracun.

“Cepat panggilkan Jean.”

“Tapi…”

“TAK USAH MEMBANTAH!!”

Hanna kecil meringkuk di balik pilar-pilar kastil. Matanya tak henti menatap seseorang yang baru saja keluar dari ruangan itu. Berharap ia bisa mendengar lebih dari itu. Sebelum ia rasakan semuanya gelap dan berlalu begitu saja membekap dengan paksa hingga tak disadari bahwa ia sudah terlelap.

“Hanna,maafkan ayah…”Dennis terus berlari membopong Hanna kecil kembali ke kamarnya. Tanpa sadar boneka yang Hanna bawa terjatuh begitu saja.

***

“Jean,maafkan aku.”

“Tidak apa-apa. Kita sepupu. Harus saling membantu…”

“Bukan itu,ini tentang Hanna dan Aiden.”

“Hanna itu anakku dan Aiden juga anakku,tak ada yang perlu dipermasalahkan…”

“A..aku tak tahu harus berbuat apa lagi,Hanna putriku sendiri dan dia tidak tahu siapa ayahnya yang sebenarnya.”

“Biarkan waktu yang mengaturnya.”

“Jean…”

“Hmm?”

“Bisa kau jaga Hanna?”

“Tentu…”
“Ayah!!”

“Ah! Hanna! Kau sudah bangunkan kakak?”

“Aiden susah dibangunkan! Dia keliahatannya sangat mengantuk!”

“Oh begitu! Pintar anak ayah sudah bangun!”

“Tentu! Ya kan paman Dennis?”

***

“…Konspirasi Swensk diprakarsai oleh Jean Guenav dengan suap,perdagangan narkoba dan pembunuhan berantai tanpa sebab mengakibatkan muncul perang antara Russia dan Swensk. Jean Guenav menjadi buron karena mengetuai agen mafia terbesar kedua di dunia. Ia mulai melancarkan serangan ke Korea dan Nippon…”

“…Jean Guenav jasadnya ditemukan terapung di perairan Mesir kemarin malam. Kini polisi telah menangkap buroonan terbesar tahun ini dengan tidak terduga…”

“…Kerajaan Georgia diduga sebagai tempat persembunyian Jean Guenav selama buron. Ada keterkaitan darah dengan putra mahkota Georgia,Dennis Lee. Namun kerajaan tetap tutup mulut perkara konspirasi Swensk…”

“…Alm Jean Guenav dikabarkan mempunyai dua anak dari kerajaan georgia yang semakin menguatkan akan keterkaitan konspirasi Swensk dengan pemerintahan Georgia dan Russia…”

***

“Kau…ingin tahu apa yang terjadi? Saat itu 1750 ketika malam badai?”Kini aku duduk sambil menakup dagu di kedua lututku,melihat Dennis yang sulit diartikan. ”

“Ia memanggil Jean…” ia masih diam.

“Jean Guenav,yang seharusnya jadi penerus magister malah menjadiumpan keserakahan ayahmu. Suap,korupsi,perdagangan ilegal,narkoba itu semua ayahmu…juga konspirasi Swensk tahun itu. Aku tahu semua karena aku melihatnya. Mungkinkau sudah diberitahu Jean soal sukarelawan perangnya ke Grandville,tapi itu hanya cara agar kau tetap selamat…”

“Jean menerima ancaman ayahmu dengan pasrah. Maafkanaku,api hanya itu yang bisa kukatakan…”

“Katakan lagi…”

“Anniya,hanya itu saja…”

“Apa yang terjadi…”

“Seperti yang kau lihat…”

“KATAKAN BODOH!!! KATAKAN!!!!”

‘plak’

Ia menamparku keras.
“Apa haus kukatakan bila kau berbuat kasar seperti ini?!”

“Tolong katakan sebelum semuanya terjadi…”nada suaranya Dennis melirih,aku terhenyak,”Ke..kenapa?” tanyaku panik.

“Hanna  membunuh Aiden.”

Oksigen di sekitarku terasa seperti menarik keluar semuanya,

 

“Baru saja,ia membunuh Aiden…”

 

-END-

Halah…apaan ini..

setelah sekian lama hiatus muncul dengan Kpopstar Series FF..

udah deh,hyun cape nulis,cape mikir,cape puasa (?)

okeh,okeh,

langsung RCL nyookk~

*FF lain?*

Tunggu dulu yeeeee~
inget ama ff ku yang my name is stupid? Nah ntar di episode Park Jimin,

ini semua bakal digabungin jadi satu ff dan epilognya,paham? oke faham guys..

Nahloh

*cling*

RCL MAAAAKKK~

Mian typo kesana kemareh,ini ngepost pas ngalong skarang jam 12 malem lho gua ngepost *gapenting*sipp deh

14 pemikiran pada “White

  1. Bagus sih, temanya juga menarik

    Tapi rada-rada bingung deh Eon :/

    Kenapa tiba-tiba Hayi tau ttg semua itu? Knp tiba2 Hayi bisa lihat Hanna? Hanna itu Hayi? Di masa sebelumnya atau di masa yang akan datang? Kenapa tiba2 Donghae menghilang? Kenapa tiba-tiba Hanna membunuh Aiden? Ayahnya si Hanna siapa? Dennis? Tapi kok Dennis malah bilang ‘ayahmu’ sih? Berarti bukan dia dong ayahnya?
    Hadehh aku bingung deh Eon x__x

    Tapi tetep bagus kok eon :D
    Beda dari yang lain!

    Keep Writing ^^

    • Hahaha…iya iya sip.
      Etunggu…jawabnya saya atu-atu ;;A;;
      Oke,karena aku ga buat sequelnya,aku bakal jelasin sendiri biar readers yang lain paham :3
      Hayi itu Lee Hayi dari 2012. Dia itu yang sekarang ini. Hanna dari masa lalu sebenarnya manggil Hayi buat nolongin dia. Nah,ternyata Donghae itu Aiden,dia juga dipanggil ke masa lalu,tapi duluan Donghae yang dipanggil makannya Donghae ngilang pas masak (?)

      kenapa ada darah pas Hayi turun tangga,itu maksudnya semacam isyarat buat Hayi kalo ada yang minta tolong akibat sebuah peristiwa,yaitu peristiwa sejarah pembunuhan anak mahkota Aiden. Itu buku yang sebelumnya Hayi ambil di perpus (pas belom pulang)

      Lalu dia datang ke masa lalu. Liat semua kejadian. Begitu aja,kek flashback gitu. Trus Dennis alias si Leeteuk itu tau kalo ada Hayi di masa itu karena Dennis itu punya hubungan darah sama Hayi.

      Nah,disitulah konfliknya.Dennis itu ayah Hanna,tapi Hanna gak tau kalo itu ayahnya karena Hanna taunya ayahnya udah meninggal di konspirasi Swenchk ato apa itu saya lupa (?).

      Hanna nganggap ‘ayah’nya itu meninggal karena Dennis. Padahal Dennis itu ayahnya yang asli. Sedangkan ‘ayah’nya bukan ayah asli Hanna tapi ayahnya Donghae. Jadi di masa lalu Hanna sama Donghae bukan saudara. Donghae tau Hanna sodara angkatnya tapi Hanna gak tau Donghae itu bukan sodaranya.

      Suatu malam Hayi (Hanna yang sekarang) mengendap-endap ngikutin Hanna tapi ketauan Dennis. Yang disayangkan,Hayi gak tahu apa yang terjadi pas dia dipenjara ama Dennis. Tau-tau Hanna bunuh Aiden gitu aja.

      Nah,aku jelasin yang terakhir.

      Dennis nitipin anaknya ke ‘ayah’ Hanna agar Hanna itu bisa belajarr jadi putri mahkota. Tapi setelah ‘ayah’ Hanna meninggal,warisan kerajaan ‘ayah’ Hanna diberikan ke Dennis. Disitulah ketamakan Dennis keluar. Dia bahkan memaksa Hanna dan menjatuhkan Aiden,anak raja yang asli.

      Biar dia bisa nikmatin harta ama kekuasaannya dia hasut Hanna buat bunuh Aiden dengan alasan ‘ayah’ Hanna yang bunuh itu Aiden.

      Jadi begitulah.
      Maka sejak saat itu jiwa Hanna gak tenang meskipun akhirnya Hanna meninggal di kemudian hari. Dia berusaha menembus waktu dan minta tolong Hayi buat mengetahui sejarah yang sebenarnya kenapa putra mahkota Aiden meninggal.

      Hehehehe….begitu….

  2. Amazing sekali ceritanya :’)
    YA AMPUN KEREN! Alur bolak baliknya nggak ruwet dan menarik apalagi ada uri HAYI!! YEY! :D hihihihi XD
    Ceritanya berbobot dan ketangkep banget, alurnya luas dan gk terbatas di satu sisi aja! Two thumbs ;)

    • YEY *bakarpetasan* HAYI! HAYI! HAYI! *?*
      GOMAWO GOMAWO GOMAWO
      *ribet tuhkan*

      Hahahaha XD gomawo ya udah komen dengan indahnya aduh aku sampe terharu nih :”) makasih ya udah mau komen dan komentarnya ituh ya aduh aduh aih apalah jadi gimana gitu :)
      You too juga two thumbs d’-‘b mian bahasannya masih acak-acakan wkwkwk btw gomawo gomawo *bow* mian baru sempet balas sekarang ya ^^

  3. Thor.. Aku suka banget penggunaan bahasamu. Tapi sumpah, aku gak ngerti inti ceritanya apa? Aku sama sekali gak ngerti thor.
    Buat yang lebih baik ya thor… Fighting^^

    • jinjja? Oh makasih makasih ya :’)
      aku juga sebagai penulis malah sama gak ngertinya. Aku cuma pengen bikin cerita tentang time traveler yaitu si Hayi sedangkan Hana itu reinkarnasinya. Mereka sama sama ketemu pada suatu masa begitu pengennya T.T eh malah jadi gagal *curcol*

      Oke thanks chingu sudah mau baca FF abal ini huwee gomawo ya siap bakal aku buat lebih baik… fighting!

Tinggalkan Balasan ke parkminhyun Batalkan balasan