When You Know How Its Feel [2/2] (END)

Tittle: When You Know How Its Feel [2/2]
Main Cast: Krystal F(x), Baekhyun EXO-K
Supporting Cast: Member F(x)
Genre: Romance, Teenage
Length: Twoshoot
Rating: PG-17
Author: Mizuky^.^
A/N: ADA ADEGAN DI BAWAH UMUR!!

*** When You Know How Its Feel ***

Apa?! Perjodohan?
Bagaimana bisa mereka menetapkan hal penting begitu saja?
Apa menurut mereka pendapatku tidak penting?
Damn!
“Perjodohan? Kenapa Appa dan Eomma tidak memberi tahu aku?”
“Tadi kami baru saja memberi tahumu.” jawab Appaku. Aku mendengus kesal.
“Hal ini kan merupakan sesuatu yang penting. Bagaimana bisa Appa dan Eomma tidak menanyai pendapatku?” ujarku protes.
“Begini, Honey. Kami berdua merasa kalau kau dan Baekhyun itu saling cocok. Jadi, kami pikir tanpa bertanya kepadamu, kau pasti akan menyetujuinya.” jawab Eommaku.
Apa? Setuju dijodohkan dengannya?!
Tunggu sampai neraka mendingin baru aku setuju dijodohkan dengannya.
“Tapi, bagaimanapun juga akulah yang akan dijodohkan. Jadi, semestinya kalian juga harus menyakan pendapatku. Atau kalian tidak menganggapku sebagai anak?”
Aku benar-benar marah sekarang. Tanpa memikirkan apapun, aku lalu naik ke lantai atas.
“Soo.. Soojung!”
Tidak kuhiraukan lagi seruan dari Orangtuaku. Aku benar-benar sangat marah sekarang. Apa bagi mereka aku ini hanya sebuah robot saja yang selalu meneruti permintaan mereka?
Cih! Yang benar saja! Apa mereka pernah menuruti kemauanku?
Aku bersembunyi di sebuah gudang -dulunya- yang sudah kusulap untuk berubah menjadi tempat yang menampung segala macam keluhanku.  Tempat yang sangat nyaman. Aku sudah tidak peduli lagi akan attitude yang selalu diajarkan oleh kedua orangtuaku. Mau sampai kapan mereka terus menerus mengatur kehidupanku?
Srekk..
Ada yang membuka pintu kayu ruangan ini. Beberapa cahaya memaksa masuk untuk menyinari ruangan gelap ini.
Ada sebuah siluet tubuh seseorang yang sedang memasuki ruangan ini. Perlahan, dapat kulihat tubuh serta wajah orang itu.
“Baekhyun!” ujarku dingin.
Bagaimana dia bisa menemukanku disini?
“Ah, sudah kuduga kau ada disini.”
Aku lalu mengalihkan pandangan mataku menuju jendela luar. Menatap beberapa kendaraan yang berseliweran di depan rumahku.
“Pantas saja kau sering bersemedi disini. Rupanya, suasananya cukup mendukung juga.”
“Apa maksudmu dengan bersemedi?” tanyaku sambil menaikkan sebelah alisku.
“Ya, kau sering berdiam diri disini dengan wajah penuh beban.” jelasnya.
“Darimana kau tahu aku sering berada disini? Bahkan, pembantu rumah ini tidak ada satupun yang mengetahuinya.” ujarku.
Dia terdiam sebentar. “Tidak ada satupun yang tidak kuketahui tentangmu.” gumamnya.
Alisku -kembali- terangkat naik. “Aku tidak mengerti.”
Dia tersenyum penuh arti kepadaku. “Ya, aku maklum. Otak dengan kapasitas rendah sepertimu pasti tidak bisa memahami kata-kata seperti itu.”
“Sialan kau!” seruku.
Baekhyun lalu duduk disebelahku.
“Jauh-jauhlah kau dariku! Kau ini virus!” seruku sembari mengibaskan tanganku seolah seperti mengusir ayam yang menganggu.
Dia hanya tersenyum. “Ya, aku ini virus berbahaya yang akan bisa membuatmu tidak bisa melupakanku.”
Aku berdecak kesal.
Orang ini benar-benar menyebalkan.
“Lalu, ada apa kau kesini?” tanyaku.
“Untuk membujukmu.”
“Membujukku? Ahh… Percuma saja kau membujukku agar menerima perjodohan sepihak seperti itu. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah menerimanya!” seruku.
Dia lagi-lagi tersenyum dengan senyuman percaya diri. “Tenang saja. Aku pasti bisa membujukmu.”
Setelah berkata itu, perlahan tubuh pemuda itu mendekatiku.
Sungguh, jantungku berdebar keras sekali.
Wajahnya hanya berjarak 3 cm dari wajahku.
Uh, dapat kurasakan desahan nafasnya. Tangannya dibiarkannya terlentang untuk menjepit tubuhku dengan tembok.
Wajahnya semakin mendekat, dan..
Oh tuhan!
Bibir kami saling melekat satu sama lain!
Kenapa rasanya susah untuk menarik bibirku?
Ciumannya..
Oh.. So honestly and deepfull!
Sekuat mungkin aku tidak mendesah ketika dia mulai memainkan lidah. Ciumannya semakin dalam membuatku terlarut dalam permainan ciptaannya.
Apakah First Kiss sebegitu enaknya seperti ini? Apa First Kiss sebegitu candunya?
Aku sudah tidak peduli lagi dengan siapa aku berciuman. Aku benar-benar nyaman dengan ciumannya. Bisakah dia terus menciumku begini? Membuatku gelora seksualku menjadi-jadi.
Tapi, tunggu..
Kenapa tidak kurasakan lagi ciumannya?
Apa..
Lalu, kubuka mataku perlahan. Kulihat dia tengah tersenyum licik ke arahku.
Oh, shit! Damn! Aku jatuh ke dalam permainannya, dan itu sama saja kalau aku..
Ah! Shit!
“Jadi, kau mau menerimaku?”
Aku -berusaha- bersikap cuek. Masih berusaha mempertahankan harga diriku yang rasanya sudah hancur berkeping-keping.
“Masih keras kepala untuk menolakku setelah tadi jelas-jelas kau menikmati permainanku?” ujarnya dengan pandangan menyebalkan.
Uh, Krystal pabo! Bisa-bisanya kau..
Argh..
“Jadi, hem?”
Ugh, apa yang harus kuperbuat? Kalau aku menerimanya, hancurlah sudah harga diriku.
“Bagaimana?”
Aku menghela nafas sejenak. Toh, harga diriku sudah hancur sejak aku menikmati ciumannya.
“Baiklah.”
Oh, sial! Dia tersenyum padaku!
“Kalau begitu, ayo kita turun. Pasti orang tua kita akan senang.”
Aku mendengus kesal, lalu mengikutinya dengan perasaan malas.
.
.
@The next day..
Aku tidak tahu apa yang terjadi dengan seluruh penghuni sekolah. Kenapa mereka memandangiku seperti itu?
Bahkan, mereka cenderung memberikan kedipan nakal kepadaku.
Aku berhenti sejenak, lalu mulai memperhatikan penampilanku secara keseluruhan.
Tidak ada yang aneh. Apa mereka semua sedang sakit sekarang? Aneh sekali.

===

“Amber-ah, kau tahu kenapa semua orang tiba-tiba senyum-senyum sendiri ketika melihatku? Bahkan, kau juga sedang senyum-senyum sekarang.” Ujarku kesal.
Amber tetap tersenyum. Bahkan, sahabat-sahabatku yang lain juga ikut tersenyum.
Apa mereka sedang terjangkit penyakit yang berbahaya?
Haha, konyol sekali.
“Bagaimana kami tidak tesenyum kalau kau berangkat sekolah masih menggunakan sandal tweety?”
Apa?! Buru-buru aku melihat ke arah telapak kakiku.
What the hell? Damn!
Oh, kenapa aku tidak menyadari kalau masih memakai sandal tweety!
Oh, gesszz.. Memalukan sekali.
Mukaku merah padam.
“Apa kau berangkat terburu-buru? Ckck.. Ingat umur Krystal-ah.” ledek Sulli.
Shit! Aku malu sekali! Apalagi pemuda sialan itu juga ikut terkikik bersama teman-temannya.
Apa kau puas Byun Baekyun?
Semua itu gara-gara kamu!
Oh, aku tidak tahu apa yang akan terjadi berikutnya.
.
.
“Kantin, yuk?” ajak Victoria.
Sontak aku langsung menatapnya tajam.
“Apa kau lupa bagaimana keadaanku sekarang?” cibirku. Dia langsung menampakkan senyum -pura-pura- polosnya.
“Ah, kalau begitu kami ke kantin dulu ya. Kau mau menitip sesuatu?” tawar Amber.
Aku nampak menimbang-nimbang sejenak. “Ehm, minuman saja.” ujarku akhirnya.
“Apa?”
“Terserah kau saja, Amber-ya.”
Dia lalu mengangguk, lalu menyusul yang lainnya untuk pergi ke kantin.
Aish, gara-gara memimpikan Baekhyun sialan itu aku jadi kena sial!
Aku lalu membenamkan wajahku di meja. Rasanya tubuhku lemas sekali.
“Ini, pakailah!” lalu aku menatap ke arah sebuah sepatu hitam yang disodorkan oleh sebuah tangan kepadaku.
Aku lalu menatap Baekhyun dengan pandangan -untuk-apa-itu-
“Kau tentunya tidak ingin memakai sandal imut itu untuk keliling sekolah bukan?”
Aku tersenyum kecut. “Lalu, bagaimana denganmu?”
“Kau tidak lihat aku sedang memakai sepatu?”
Lalu kulihat ke arah bawah kakinya. Ah benar, dia sedang memakai sepatu.
“Lalu, sepatu siapa itu?” tanyaku.
“Sepatuku.”
Alisku naik sebelah. “Begini, aku mempunyai sepatu cadangan yang selalu kutaruh di loker. Ya, siapa tahu kalau berguna. Dan ternyata memang berguna ‘kan?”
Aku lalu tersenyum tulus. “Tidak apa-apa?”
Dia lalu membalas senyumanku. “Tidak apa-apa. Asal saat kau kembalikan, keadaan sepatu itu masih baik-baik saja seperti sekarang.”
“Ah, pastinya. Terima kasih ya.” ujarku tulus.
.
.
Saat aku sedang menyalin PR kimia –karena sebentar lagi pelajaran itu akan segera dimulai- tiba-tiba saja Victoria, Amber, Luna dan Sulli menarik tanganku tiba-tiba.
Mereka membawaku ke dalam toilet. “Hei! Berhenti! Ada apa ini?!” seruku.
Tidak ada satupun dari mereka yang menjawab pertanyaanku.
Ah, sial!
“Hei, kenapa kalian membawaku ke toilet?!”
“Sst.. Diamlah! Ada yang ingin kami bicarakan denganmu!”

===

“Ada yang tidak kami ketahui?” tanya Victoria.
Aku menaikkan sebelah alisku karena tidak mengerti.
“Apa maksud kalian?”
“Sudahlah, tidak usah mengelak. Kau memiliki special relatioship dengan Baekhyun kan?” selidik Luna.
Aku semakin tidak mengerti.
“Kalau kau memang tidak memiliki hubungan khusus, mana mau pemuda itu memberimu sepatu?” ujar Sulli sembari melirik sepatuku -atau sepatu milik Baekhyun- sejenak. Otomatis, aku ikut memperhatikan pula ke arah sepatu hitam itu.
“Dan baru tadi kulihat kau tersenyum dengan seorang namja.” ujar Amber.
Gawat! Sepertinya mereka curiga! Jangan sampai mereka tahu kalau aku dan Baekhyun memang ada apa-apanya.
“Memangnya aku ini tidak pernah tersenyum? Denganmu aku sering tersenyum. Kau kan namja, Amber-ah.” ujarku sembari melirik Amber yang -sepertinya- marah kepadaku.
PLETAK..
Ish! Amber memukul kepalaku! Apa dia tidak tahu kalau pukulannya itu maut?
“Uh, sakit, Amber-ya!” keluhku.
“Makanya jangan sekali-kali mencoba meledekku.
“Sudah! Kenapa kalian jadi berantem sendiri?! Kembali ke topik pembicaraan semula!” seru Sulli.
Memangnya apa topik pembicaraan tidak penting ini? Membicarakan hubunganku dengan Baekhyun?
Tsk, benar-benar tidak penting!
“Ayo, jawab jujur kami! Ada hubungan apa kau dengan Baekhyun?!” desak Victoria.
Kenapa mereka tiba-tiba menjadi menyebalkan seperti ini? Uh, benar-benar menyebalkan!
“Aku..”
Kringggg..
Ah, akhirnya aku bisa terbebas juga.
“Nah sudah masuk. Sebentar lagi pelajaran Ma Sonsaeng. Ayo, masuk kelas!” ajakku lalu berjalan mendahului mereka semua yang sedang menggerutu di belakangku.
.
.
@Pulang Sekolah..
Aku sedang jalan-jalan menyusuri taman belakang sekolah sendiri.
Seperti biasa, aku malas untuk pulang ke rumah.
Menyebalkan.
“Kenapa belum pulang?”
Seketika, aku menoleh ke belakang dan mendapati sesosok tubuh yang sangat kukenali sedang membopong tas di pundaknya.
“Kenapa kau ada disini?” tanyaku.
“Jangan jawab pertanyaan dengan pertanyaan lagi.” ujarnya.
Aku mendengus kesal. “Biasa, malas untuk pulang ke rumah.”
“Kau tidak capek?” tanyanya.
Aku hanya mengendikkan bahuku dan mulai melangkahkan kakiku kembali.
Wanna go with me?
Aku terdiam dan menatap wajahnya yang ternyata sudah berdiri di sampingku.
“Kemana?” tanyaku ingin tahu.
“Ah, bagaimana kalau kita ke bukit belakang?”
Aku menimbang-nimbang sejenak. “Boleh.”
.
.
Aku menghisap dalam-dalam udara segar hawa pegunungan. Kalau bukan karena Baekhyun yang mengajakku kesini, mungkin aku tidak bisa merasakan udara segar seperti ini. menurutku lebih menyenangkan tinggal di desa yang berhawa sejuk karena setiap hari udaranya masih bersih dari polusi, daripada Seoul yang bisa membuatku sesak nafas karena kadar polusinya yang berlebihan itu.
“Kenapa diam saja?”
Aku menatapnya.
“Tidak apa-apa.”
Entah kenapa suasana menjadi sunyi.
“Ehm, Soo. Ada yang ingin kubicarakan denganmu.” ujar Baekhyun lalu menatapku lekat-lekat.
Kenapa jantungku berdetak diatas kadar kenormalan? Uh, kenapa pula dia harus menatapku dengan pandangan seperti itu? Membuatku salah tingkah.
Eh, tunggu..
Salah tingkah? Apa aku sudah memiliki perasaan khusus terhadapnya?
Ehm..
“”Kau tau seorang anak kecil yang selalu memandangimu dari kejauhan dan membantumu?”
Mendengar pertanyaannya, membuat memori otakku untuk perlahan mengingatnya.
Seorang anak kecil yang lugu dan polos yang selalu membantuku.
Saat lollipopku yang dirampas oleh sekelompok berandal, dia bahkan berani membelaku meski badan dan usia mereka jauh diatasnya.
Dia bahkan sampai rela menukarkan mainan mahalnya untuk sebuah balon yang berharga 500 rupiah untukku yang terus merengek-rengek meminta balon ungu yang bergambar mickey mouse saat itu.
Dia sangat baik kepadaku.
“Ya, aku tahu anak itu.” gumamku.
“Lalu, kau tahu dimana anak itu sekarang ini?” tanyanya.
Aku mendesah kecewa. Anak itu harus pergi ikut dengan orangtuanya yang dipindahtugaskan di Mokpo. Saat itu umurku 6 tahun. Entahlah, bahkan sampai saat ini wajah polos dan lugu anak itu masih terbayang di benakku. Dia cinta pertamaku, cinta pertama seorang Jung Krystal.
Lucu ya? Bahkan sampai saat ini aku masih berharap bisa bertemu dengan anak itu. Oleh karena itu, aku masih terus menunggunya.
“Aku tidak tahu. Aku rindu padanya.” ujarku sedih.
“Bagaimana kalau anak kecil polos yang selalu terluka demi melindungimu sedang berdiri di hadapanmu sekarang?” ujarnya yang membuatku membelalakkan mata selebar-lebarnya yang kubisa.
“Apa maksudmu, Baekhyun-ah?” tanyaku tidak mengerti.
“Apa kau tidak merasa kalau wajah anak laki-laki polos itu mirip dengan wajahku sekarang?” ujarnya.
Aku terdiam, lalu mengamati lekat-lekat tiap detil wajahnya.
Dan..
Mirip sekali! Aku menatapnya terperangah.
“Apa benar kau..” gumamku. Lalu aku mengusap wajahnya pelan.
Setitik air mata mengalir perlahan dari mataku.
Ternyata selama ini..
Penantianku..
Tidak sia-sia..
Aku menangis.. menangis bahagia..
“Ya, inilah aku.” Gumamnya yang langsung memelukku.
Terima kasih, Tuhan. Kau ternyata mendengar doa-doaku. Terima kasih.
“Kau jahat sekali meninggalkanku sendirian! Tak tahukah kau setelah kau meninggalkan aku, aku sampai menangis 1 minggu?! Kau jahat sekali!” ujarku.
Baekhyun tersenyum sambil menatapku. “Tidak apa-apa. Tapi, toh akhirnya kau bisa bertemu denganku kembali kan?”
Aku lalu tersenyum dan mengangguk dengan semangat.
“Bagaimana kalau kita pulang? Mengobrol di rumahmu mungkin?” ajaknya sembari menaikkan sebelah alisnya.
Aku terkekeh. “Boleh saja.”
Baru pertama kalinya, aku berjalan menuju rumahku dengan semangat. Aku siap untuk menanti hari esok dengan senyuman, karena disampingku saat ini tengah berdiri seorang anak kecil yang selalu menolongku.

=END=

How about my ending story? Gejeh kah? Bagus kah? Jelek kah? Absurd kah?
Haha XD ya seperti biasa, cerita2ku banyak yang gejeh daripada yang bagus .__. Meskipun gejeh tapi banyak yang suka :D #plakk..
Ohya, soal yang adegan ga patut untuk ditulis oleh anak dibawah umur –tapi kenyataannya aku tetep nulis- #plak.. maaf banget soal itu >_< aku bikinnya itu pakai pertimbangan seribu kali lho .__. Antara nulis apa ngga .___. Tp, kayaknya setan lagi menang sih jadi ya aku tulis ajah XD #plakk..
Tp, sungguh aku nulis itu ga kuaaat >_< #plakk.. #sigh..
Ok, kalau begitu komentarnya donggggg :DD ahaha :D

Story created by Mizuky^_^

23 pemikiran pada “When You Know How Its Feel [2/2] (END)

  1. OMO… O.o
    Tarik nafas… Buang…
    Fyuh…*lap keringat* Itu apa maksudnya…???
    Kiss scene…?? Aigoo…
    Huwaaa…. Baek manis banget….
    Jadi jatuh cinta…><
    end kah…?? Hiks hiks…
    Aku tau….!! Jadi selama ini krys dingin gara2 kepikiran baek ya…??
    U,u
    Sumpah Baek manis banget d eps ini….
    Aigoooooooo….
    Thor… Kau telah membuatku jatuh cinta pada baekhyun….
    Ini ff nya bagus thor….
    Aku suka…. D tunggu lg yg ff f(exo) couple…. Gomawo… Chu~:*

  2. yess happy ending!!! :D hehe ohh ternyata anak kecil itu sih baekkie hehe, tpi itu kiss scene-nya ‘agak nyesek’ thor :( huaaahh ga rela hehe ..
    Nice ff thor :D

  3. terima kasih untuk semuanya yang sudah berkomentar ^^
    maaf banget kalau ada adegan dibawah umur ._. #slapped..
    haha XD yg ga rela bacon kissing with kle, ya direla-relain aja ya ^^ lagipula ini hanya cerita kok ^^

  4. Damn kissing scene’a bikin aku mesam mesem aaiiggooooooo sayang kecepatan nih ending’a seharus’a d’tambah satu part ngga kerasa gantung bagiku yah :D

  5. Iiiihhhhh gemesss , ceritanya daebakk banget thor , hihi , jadi senyum – senyum sendiri aku baca ceritanya , lanjut bikin baekstal fanfic ya , Cemunguutttt!!!!

Tinggalkan Balasan ke olivpuput Batalkan balasan