Lily

lily poster

 

Author : Park Minhyun

Cast : Kim Jonghyun

Luna Park

Genre : Sad,Angst,Romance,Life

Length : Drabble

Rating : PG+14

Poster : parkminhyun

NB : This all my own plot.

Ini adalah FF reupload dari FF ku yang lama. Mengingat kan di Korea lagi musim semi kan ya? Aku jadi keingetan kalau aku punya FF favoritku yang bertema musim semi. Jujur,ini adalah FF favoritku,mudah-mudahan gak mengecewakan buat dibaca hehehehe… Oya kebetulan Jonghyun kita ini kan habis kecelakaan,ayo chingu do’akan dia supaya cepet sembuh ya!

-for Kim Jonghyun,get well soon-…

Happy Reading

Read Like and Comment juseyo

^^

***

Ini tahun kedua namja itu menginjak kelopak kelopak bunga ceri yang berguguran. Dihirupnya udara semi walau terik mulai menyongsong kehangatan. Sebulan yang lalu toppoki di seberang jalan belum tampak karena tumpukan salju yang memadati hampir setengah pintu kedai tiap harinya. Ya,selera musim semi bukan berarti memakan ramyun dan toppoki tiap hari. Dimana nelayan menjaring banyak gurita, cumi ataupun abalon. Membayangkan saja membuat namja itu meneguk liur. Ia mempercepat langkahnya menuju sebuah kedai. Yang jelas bukan kedai toppoki tadi.

“Ahjumma,aku pesan Jeonbokjuk dan Sup Naengi satu porsi!”suara alto yang menghenyakan ketika pintu terbuka. Seorang wanita paruh baya tersenyum kecil sembari tangannya yang sibuk mengangkat beberapa panci bak porselen. Dikutipnya pesanan tadi dalam secarik kertas lalu menempelkannya dibingkai sebuah jendela tanpa kaca yang di dalamnya terdapat beberapa juru masak.

“Jonghyun-sshi,kau mau ditambahkan beberapa gul segar tidak?”wanita paruh baya tadi kembali ke hadapan namja yang dipanggil Jonghyun tadi,”Hwa~ masih segar?”wanita tadi mengangguk sambil menunjukan semangkuk tiram dengan bongkahan-bongkahan es disana,

“Iya,aku mau.”ujar Jonghyun dengan wajah cerah. Semi ini ia bahkan belum mencium aroma tiram yang seharusnya menjadi pokok Korean Spring Festival di daerahnya. Ia jadi ingat bagaimana di keluarganya setiap minggu di musim semi membuat kimchi tiram,bubur tiram dan tiram bakar.

Ah~ Membuatnya semakin kelaparan.

“Ahjumma,bisa cepat sedikit? Aku ada urusan!”ujar Jonghyun seraya agak meninggikan volume suaranya,

“Ne,aegi!!”

“Jangan lupa dibungkus!”

“Siap sedia tuan!”

“Hahahaha….”tawa Jonghyun ketika mendengar wanita tadi berbicara layaknya satuan tentara di barisan rayon 10,”Ahjumma,aku masih lama untuk tugas wajib militer!”

“Kalau begitu mendaftar saja dari awal!”

Ya,jarak yang lumayan jauh membuat mereka berbicara sambil agak berteriak,

“Nanti aku tidak bisa melihat ahjumma lebih lama lagi!”goda Jonghyun disusul tawa beberapa orang yang ada disana.

“Aish~ Anak nakal”

***

tteonaganda tteonaganda

nal beorigo tteonaganda

naega saranghaetdeon chueog deuldo

da gajigo tteonaganda

ureobonda ureobonda

gaji mallago ureobonda

neomu sarang haetdeon neol

gyeolgug naneun neol bonaejunda

niga ganda

(Noel – Leaving)

Rangkaian bunga krisan berwarna peach dirangkai dengan tulip putih memberikan sedikit aroma segar di ruangan bertirai biru tosca berdinding serba putih. Ada beberapa anak kecil yang berlarian di depan pintu ruang itu sepanjang lorong. Pintu berkaca digeser bersama sepasang kaki melangkah memasuki ruang itu,ruang dimana tampak seorang yeoja terbaring tenang seolah menunggu kedatangannya.

“Annyeong Luna…”Jonghyun.Ya,seorang Kim Jonghyun menutup pintu bergeser itu diam-diam berusaha agar yeoja di depannya tidak terganggu sedikitpun,memberikan ruang untuknya beristirahat,

“Aigoo…bunga nya hampir kering…”gumam Jonghyun menatap sebuah vas di atas meja. Mengambilnya lalu menyiram dengan air mineral,ia tersenyum kecil lalu kembali duduk di sebuah sofa merah marun. Ia membuka bungkusan yang dibawanya sebelum sampai tempatini. Bubur abalone dan sup Naegi seketika terhidang di depannya,

“Luna,kau tidak lapar?”Jonghyun menawarkan makanannya seolah berbicara sendiri,mulutnya terbuka hendak memasukan sesendok sup,”Ini sudah semi lho…”ia kembali berbicara walaupun makanan didalamnya belum tuntas ditelan. Jonghyun tertawa kecil mengingat betapa indahnya semi tahun ini.Ia menatap keluar jendela yang berada di kanan ruangan,langit cerah beserta gumpalan-gumpalan awan yang mengapung tak mau tenggelam ke bumi.

“Kau tahu,tadi aku bertemu Hwang Ahjumma,kau ingat ? dia yang pernah menolong kita saat kelaparan didaerah Dangdaemun?”Jonghyun menghentikan sebentar kegiatan makannya,senyum dibibir tak pernah pudar sejak diluar sana,ia sangat ingin berbagi kebahagiaan musim baru untuk Luna, mereka berencana menikah di musim gugur mendatang. Ya walaupun itu masih rencana.

“Kau sungguh tidak mau makan?Ini enak sekali…”Ia menyendok bubur abalone lalu menyodorkannya sekedar berbasa basi belaka,

Menatap datar yeoja didepannya kini,seulas senyum teduh menyelimuti kehangatan awal musim,

“Get well soon…”

***

Busan 20th December 2009

Burung camar menghimpit permukaan laut keperakan dirundung senja. Sirine kapal yang saling bersusulan antara bongkahan es beradu suhu mencapai minus 17. Stalagtit dan stalagmit menggantung di beberapa tiang maupun rumah-rumah. Cuaca yang cocok untuk membentuk rumah eskimo di tanah lapang.

Sebuah mobil silver berhenti tepat di sebuah rumah berarsitektur tradisional korea. Pintu kayu terbuka mempersilahkan tamu itu untuk masuk ketika seorang lelaki tua dengan hanbok muncul di balik pintu.

“Haraboeji!” Park Sunyoung,gadis dengan mantel putih itu berlari kecil langsung memeluk lelaki yang bernotabene sebagai kakeknya. Ada setidaknya 5 ajudan berbaju hitam menjaga jarak antara mereka. Sebenarnya hal ini telah berlangsung bertahun-tahun yang lalu,tapi entah kenapa pertemuan ini menjadi saat-saat yang dirindukan Luna—begitulah gadis itu dipanggil oleh kerabat dekat—

“Kau sudah makan?”ditatapnya bahagia cucu tertua di keluarga Park,”Belum,aku bahkan tak bisa makan tanpa kakek…”Luna bergelayut manja di lengan pria berusia 83 tahun itu,Kakek Park mengusap rambut Luna lembut lalu bersamanya menuju ruang tengah,dimana perapian hangat seolah menyambut mereka untuk sekedar menikmati segelas coklat panas.

Luna tak langsung masuk ke dalam rumah,ia harus kerepotan melepas temali boots berbentuk T-Bar dengan French heels di bagian belakangnya. Nyaman? Tidak juga. Ia hanya tidak ingin kakeknya yang highclass itu melihat bagaimana ia berpakaian normal,memakai sandal,kaus Shinwa pemberian temannya. Tidak mungkin bukan? Apalagi dengan rambut yang diikat dengan model bun seperti pedagang ikan dekat rumah kakeknya ini.

“Aish…hidup itu menyebalkan.”walau dengan perasaan kesal,seulas senyum tersungging dari sudut bibirnya ketika sepatunya benar-benar terlepas,menggerak-gerakan jemari kecilnya yang tampak sedikit memerah akibat cuaca dingin itu. Balkon halaman luar dimana Luna berada terasa begitu sepi dan hampa. Ia membayangkan bagaimana kakeknya hidup seorang diri di Busan,3 jam perjalanan dari Seoul.

“Agasshi,tidak baik bila duduk di bawah hujan salju.”Luna terhenyak,merasa diajak bicara,ia mendongak.

Payung bening menangkup butiran salju dari langit. Sebuah tangan memegang payung itu,berusaha agar wanita di depannya tidak mati konyol karena tertimbun salju. Ia tersenyum memamekan deretan gigi-gigi putihnya,

Luna menatap namja di depannya aneh,beberapa saat hingga sebuah suara menghentikan saling pandang,

“HARABOEJI!! ADA ORANG ASING MASUK!!”

***

Sekarang apa adanya sebuah cerita. Jonghyun menelisik deretan buku-buku yang menjulang dari rak satu ke rak lain. Kadang tertarik untuk menariknya namun urung dibaca. Earphone putih mengalunkan lagu favorit Jonghyun,lagu favorit kekasihnya pula,sebuah track yang tersimpan di playlist ipod dengan judul,

‘love story’

neujeun jonyok harureul bonego

chanbarame changmuneul dadeuni

adeukhage joyonghan bangeso

(Noel-I Miss You)

Jonghyun mengambil sebuah novel klasik,membolak-balikan beberapa halaman lalu menghembuskan nafasnya pelan,sedari tadi ia hanya berputar-putar di perpustakaan tanpa mengetahui maksud dan tujuannya kenapa ia berada disini.

“Dasar Oppa bodoh!”

“Jangan berhenti diam-diam!”

“Awww!!”

Jonghyun terkesiap,buru-buru melepas earphonenya mencari sumber suara,dimana terakhir ia mengingat bagaimana gadis itu tertidur,dimana gadis itu menendanginya bahkan memukulinya dengan kamus Korea,

Disebuah sudut perpustakaan dimana jendela kaca yang menjulur dari atap hingga lantai,menghadap matahari tenggelam dengan kolam ikan yang menghadap lantai bawah secara langsung.

Jonghyun tertunduk lalu tersenyum ketir,

Itulah tempat dimana ia menatap semuanya yang tampak begitu menyedihkan.

***

Biasa saja,tak ada yang berubah sejak 2 tahun yang lalu. Di kamar ini,Luna tertidur. Jonghyun berfikir,apakah tidur Luna nyenyak? Apakah ia mimpi baik? Sungguh,Jonghyun selalu berharap ia bisa tidur dengan lama agar saat ia terbangun,Luna tersenyum di disampingnya.

“Namanya putri Baek Gyeoul,putri dari dinasti Chen pada tahun 1924…”Jonghyun tertegun beberapa saat untuk mencerna apa yang ia bacakan. Hening seketika namun masih tetap mendengar dentingan pendeteksi detak jantung.

“Ehm…uh…aku ulangi ya…”Jonghyun membetulkan suaranya yang serak,lalu mulai membacanya lagi, namun selalu diulang-ulang. Semakin ia mengulangnya,semakin serak dan parau yang muncul. Tangannya hanya mampu meremat sebagian dari buku itu. Matanya memanas,mencoba untuk menggeleng kepala,

“Namanya putri Baek…”

Jonghyun merasa ini semua sudah cukup. Ia keluar dari ruangan,bersender di balik pintu.

Kepalanya merosot hingga tetunduk diantara kaki-kakinya,

“Namanya…put..ri…baek..gyeou..yeoul…”

Serak usai menutup bibir yang terkunci mengisak.

***

Seoul,20 December 2010

Lima hari lagi adalah malam natal,dimana malam malam akan dihiasi oleh keberkatan dari Tuhan. Luna,menatap dirinya kelangit,yang ia tahu,Luna artinya malam. Ia menyukai panggilan itu. Sangat mencintai nama dirinya.

“Ini,kau mau?”Jonghyun datang membawa dua gelas kopi panas yang menyembulkan uapnya. Kalau saja tidak cepat diminum,kopi itu aka dingin dalam waktu 1 menit.

“Ne,gomawo.”Luna menyeruput kopi itu dalam diam,

“Banyak bintangnya.”Jonghyun ikut memperhatikan apa yang Luna lihat sedari tadi,wajah mereka yang saling berdekatan membuat aura canggung di sekitarnya,buru-buru Luna menjauhkan diri,

“Hei,kenapa?”tanya Jonghyun jahil,ditatapnya yeoja yang wajahnya mulai memerah seperti kepiting rebus,”A..ani..”sergah Luna.

“Kau mau kita berkencan sedangkan yang lain sedang sibuk mempersiapkan festival natal huh?”Jonghyun menyentil pelan dahi Luna,

“Si..siapa yang mau berkencan dengan namja payah sepertimu…”Luna melengos pergi,namun Jonghyun menahan tangannya,

“Ayo kencan…”

Tak sedikit orang yang berada disana,beberapa diantaranya adalah orang yang mereka kenal. Jonghyun dan Luna melambai pelan ketika salah satu dari segerombolan menegurnya,

Mereka terus berjalan-jalan di sekeliling tempat yang mulai dihiasi lampu-lampu indah,tak lupa tangan yang saling merekat satu sama lainnya. Salju pertama yang diperkirakan akan datang malam ini.

Siapa yang mengira seorang kepala pelayan keluarga Park,ya. Keluarga dari menteri kabinet ini akan menjalin hubungan dengan salah satu keturunan pewaris mereka. Ini bukanlah sebuah drama dimana keluarga kaya akan menolak anak mereka mencintai orang yang tak sederajat dengan mereka. Ini adalah sebuah realita ketika kau sedang jatuh cinta.

“Kalian harus segera menikah…”Pak Lee,sopir pribadi keluarga Park datang dari belakang membawa satu kardus atribut pohon natal,”Hahahaha…biar kubantu ahjussi…”

“Sudahlah,tak perlu. Sebentar lagi aku akan memanggilmu sajangnim bukan?”perkataan tuan Lee membuat Luna salah tingkah. Ia melirik Jonghyun yang tampak biasa saja,ekspresi Luna menjadi agak kecewa.

“Ahjussi bisa saja,mana mungkin aku bisa menikah dengan Park Agasshi…”candaan Jonghyun tadi membuat Luna benar-benar kecewa. Ia tak bisa membayangkan kenapa Jonghyun bisa berbicara seperti itu didepannya.

Luna menghentakan kakinya lalu berlari entah kemana. Jonghyun menyadari keadaan langsung berusaha mengejar Luna.

***

Jonghyun terbangun,ia melihat kalender di dindingnya,

“Kita akan menikah bukan?”Jonghyun menenggelamkan wajahnya di dalam angin semi yang menghembus lewat celah jendelanya,menerbangkan tirai-tirai.

***

Detik jam beralih menit. Dari menit beralih jam. Bunga kontempori yang biasanya segar mulai layu. Jam beralih beberapa jam,beberapa jam menjadi hari.

1 hari…

2 hari…

4 hari…

1 minggu…

2 minggu…

Bunga telah diganti,aroma lili menyeruak setiap ujung yang ada.

Gadis itu menggerak gerakan jarinya kecil,

Seketika menangis,menangisi sesuatu yang ia tak tahu kenapa.

***

Seoul–Kecelakan terjadi di daerah Gangwon-do. Sebuah tabrakan oleh mobil dengan penyeberang jalan. Diduga pengemudi sedang mabuk hingga lepas kendali. Pengemudi selamat,namun korban penyeberang seorang lelaki berusia 22 tahun (Kim Jonghyun) naas dan meninggal dunia.

 

 

-end-

9 pemikiran pada “Lily

  1. Wah jonghyun TT sungguh mengenaskan u,u dibuat happy ending kek thor, tp sad end jg lumayan seru sih, haha apa aja deh asalkan pairing nya jongna it’s okay. Fighting thor ;D

  2. ceritanya romantis banget thor, cuman nasib si luna gimana ya setelah ditinggal pergi..
    flashbacknya bikin aku terpaku(?)haha

Tinggalkan Balasan ke Jeo Min Jeo Kim Batalkan balasan