(Chapter 9 – ENDING) Find Love to Find Life (F.L.T.F.L) ~~~CLEAR VERSION

wpid-img1397901424739.jpg

wpid-1424598564576.jpg

Title : Find Love to Find Life Chapter 9 (END)
Author : Chunniesthttp://fandreamstory.wordpress.com/
Genre : Romance, Fantasy
Cast :
* Jung Hyunji (OC)
* Min Yoongi / Suga (BTS)
* Seok Jin Ah / Jin (BTS)
* Jung Ho Seok / J-Hope (BTS)
* Yoon Bo Mi / Bomi (A Pink)
* Son Naeun (A Pink)
* Park Ji Min (BTS)
* Oh Hayoung (A Pink)
* Jeon Jeong Guk / Jungkook (BTS)
* Kim Tae Hyung (BTS)
* Kim Nam Joon (BTS)
* Kim Sunkyung as Queen Soye
* Son Naeun / Han Yeonmi (A-Pink)
* Cho Seongha as King Jeongjo

Annyeong readersdeul…….
Akhirnya FF ini selesai juga HOREEE!!!!!!
Gimana menurut readersdeul sekalian setelah membaca FF ini dari awal sampai ending?
Lalu gimana endingnya? Readersdeul suka gak?
Tolong komennya ya!!!!!
Dijudulnya author tulis Clear Version di sini maksudnya adalah ff ini gak ada unsur yadongnya (Not children 17+) Tapi kalau readersdeul ingin baca yang NC bisa baca di blog author.
Gomawo untuk readersdeul semua yang sudah mengikuti FF ini. Tapi tenang saja masih ada FF baru yang menanti.
Happy reading >_<

DON’T BE A SILENT READERS!!!!!

* * * * *

Hyunji terdiam seraya melihat pepohonan dari atas tubuh Jujak. Dibelakangnya Jin memeluk Hyunji untuk melindungi gadis itu. Jin melihat Hyunji yang tampak sedang melamun. Laki-laki itu tahu apa yang sedang Hyunji pikirkan.
“Tak perlu khawatir nona. Tuan Suga tidak akan kalah semudah itu. Jadi nona Hyunji tenang saja.” Ucap Jin menenangkan hati Hyunji.
“Aku merasa sangat bersalah karena sempat tak memgenalinya Jin.” Sedih Hyunji.
“Itu bukan kesalahan nona Hyunji. Ini semua karena ulah Jungkook yang sudah memberikan ramuan penakluk pada nona Hyunji hingga membuat nona tak mengenali tuan Suga.”
Hyunji menghela nafas membenarkan ucapan Jin.
“Padahal aku baru saja mengingatnya tapi aku harus berpisah dengannya.”
“Tuan Suga tidak ingin nona terluka karena itulah tuan Suga ingin menyembunyikan nona ke dalam istana air. Karena di sana nona akan aman.”
Hyunji berusaha menenangkan dirinya. Tiba-tiba terdengar suara aneh dari arah belakang mereka.
“Sial!!” Gerutu Jin.
“Ada apa Jin?”
“Ada seseorang yang mengejar kita. Jujak cepatlah menuju istana air.”
Jujak berkoar seakan menjawab ucapan Jin. Dan benar saja burung raksasa itu terbang dengan kecepatan tinggi. Namun suara dibelakangnya tak kunjung hilang. Akhirnya Jinpun melihat seekor srigala mengejar mereka.
“Itu J-hope.” Ucap Jin mengenali srigala berwarna hitam itu.
“Jin-ah. Berhentilah dan serahkan gadis itu.” Teriak J-hope mengejar Jin dan Hyunji.
Mengetahui niat tidak baik dari J-hope, Hyunjipun mulai gemetar ketakutan. Jin yang berada di belakang Hyunji merasakan ketakutan gadis itu dan mengeratkan pelukannya seakan tak membiarkan seorangpun menyentuh Hyunji.
“Tidak. Aku tidak akan menyerahkannya.”
Jin memberikan isyarat pada Jujak untuk mempercepat lagi terbangnya.
“Tenang saja nona sebentar lagi kita akan sampai di kerajaan air.” Ucap Jin menenangkan hati Hyunji.
“Jika kau tak menyerahkannya. Aku terpaksa menggunakan kekerasan Jin.”
Serigala itu meraung dan menancapkan kuku-kuku tajamnya pada ekor Jujak. Kesakitan Jujakpun merintih dan terjatuh. Dengan sigap Jin memeluk Hyunji melindungi gadis itu dari benturan saat mereka jatuh tepat di taman istana air. Tubuh Hyunji dan Jin berguling-guling di atas tanah. Jin tak melepaskan pelukannya hingga tubuh mereka terhenti. Merasakan tubuh mereka berhenti berguling Hyunjipun mulai membuka mata dan melihat Jin tampak kotor penuh dengan tanah serta darahpun mengalir di pelipisnya.
“Jin?” Panggil Hyunji lirih.
Jin menyunggingkan senyum. “Nona tidak apa-apa? Nona tidak terluka kan?”
Hyunji menggeleng. “Tidak. Tapi kau terluka Jin.”
Jin tersenyum. “Tidak apa-apa nona ini hanya luka kecil.”
“Ckkk…. Ckk….Tak kusangka kau menyukainya Jin.” Suara J-hope mengalihkan perhatian Jin dan Hyunji.
J-hope berubah kembali menjadi wujud manusianya. Jin segera berdiri dan membantu Hyunji berdiri.
“Tapi aku harus mengganggu kemesraan kalian. Aku harus segera membawa gadis itu.”
Jin berdiri di hadapan Hyunji menghalangi J-hope.
“Aku tidak akan membiarkanmu membawanya.”
“Kalau begitu aku akan menghabisimu dulu sebelum membawanya.”
“Bersembunyilah nona.” Hyunjipun segera mundur sesuai ucapan Jin.
Seketika J-hope merubah dirinya menjadi Srigala dan menyerang Jin. Dengan sigap Jin menghindar. Jinpun mengeluarkan pedangnya dan hendak menghunuskan ke tubuh srigala itu. Namun srigala itu lebih dulu menabrak perut Jin membuat tubuhnya terpental dan membentur dinding hingga hampir runtuh.
“Jinn…” Panggil Hyunji yang cemas melihat keadaan Jin.
Mendengar suara Hyunji, J-hopepun menoleh dan terlihat senyuman sinis di bibirnya. Srigala itupun mendekati Hyunji membuat gadis itu melangkah mundur ketakutan. Manik mata coklat milik J-hope menatap lurus ke arah Hyunji bagaikan mangsa yang empuk.
“YA!! Urusan kita belum selesai.”
Srigala itu menoleh dan melihat Jin sudah kembali berdiri meskipun dengan luka dikepalanya.
“Kau belum menyerah juga?”
“Selama aku masih hidup aku akan terus melindungi nona Hyunji.”
“Jika kematian yang kau inginkan. Akan kukabulkan permintaanmu.”
Srigala itu berlari kembali kearah Jin yang tak bergerak sedikitpun. Dengan satu gerakan pedang milik Jin mengenai sisi wajah srigala itu membuat J-hope terhuyung mundur. Merasakan darah mengalir di pipinya, srigala itu justru menjilatnya dan seakan menikmatinya darahnya sendiri. Jin memperhatikan sikap srigala itu. Pengawal itupun terkejut melihat luka goresan pedangnya di pipi srigala itu menghilang.
“Benar Jin-ah. Aku tidak akan bisa mati sedalam apapun tusukanmu. Tapi berbeda dengan dirimu yang hanya setengah dewa.”
Dengan cepat srigala itu berlari ke arah Jin membuat Jin tak dapat menghindar.
“Aaahhh….” Teriak Jin saat merasakan srigala itu menggigit kakinya.
Dengan keras srigala itu melemparkan tubuh Jin hingga menabrak pohon hingga terdengar suara pohon yang retak.
“Jin-ah…” Panggil Hyunji lirih.
Meskipun merasakan sakit yang teramat sangat di seluruh tubuhnya tapi Jin berusaha untuk tetap sadar. Dia menatap J-hope dan tak ingin memperlihatkan kelemahannya.
“Sebenarmya aku tidak ingin melakukan ini Jin-ah, mengingat kau adalah kakak Naeun. Tapi kau memaksaku melakukannya. Jadi apa kau punya pesan terakhir Jin-ah?”
“Kau… tidak akan bisa….. membawa Hyunji.” Ucap Jin terengah-engah.
“Cciihhh…. Akan kubuktikan aku bisa membawanya.”
J-hope berlari dan membuka mulutnya hendak menggigit Jin. Sedangkan Jin hanya bisa menutup matanya tak mampu menghindar.
“Nnngghhhhh…..” Terdengar suara erangan kesakitan seorang gadis.
Jin membuka matanya dan tercekat melihat bahu Hyunji berada dalam gigitan J-hope.
“Nona Hyunji.” Panggil Jin menyadarkan J-hope.
Srigala itu seketika melepaskan gigitannya dan tubuh Hyunji yang mulai lemahpun terjatuh ke tanah. Darah segar terus mengalir dari bekas gigitan J-hope.
“Nona Hyunji.” Panggil Jin menghampiri Hyunji.
Jin menahan kepala Hyunji. Jin melihat wajah Hyunji semakin lama semakin pucat karena kehilangan banyak darah.
“Nona bertahanlah.” Ucap Jin cemas.
Hyunji berusaha tersenyum namun tetap tak menghilangkan kepucatan di wajahnya.
“Apa yang kau lakukan pada Hyunji HUH?” Teriak Hayoung tiba-tiba dan seketika angin menerpa J-hope melemparkan serigala itu hingga menabrak tembok.
Jin mendongak dan melihat Hayoung bersama Jimin dan Bomi datang. J-hope kembali berdiri dan tersenyum sinis.
“Jadi kalian ingin melawanku?”
“Kau sudah melukai Hyunji. Tak akan kumaafkan.”
Hayoung dan Jimin menyerang J-hope sedangkan Bomi menghampiri Jin dan Hyunji. Bomi memeriksa keadaan Hyunji yang mulai tak sadarkan diri. Lalu Bomipun mendongak melihat Jin yang terdiam mematung. Jin tampak melihat hal yang menakutkan baginya.
“Ada apa Jin?” Tanya Bomi menyadarkan Jin.
“Andwae Naeun-ah…. NAEUN-AH!!!” Teriak Jin tampak ketakutan.
Mendengar nama Naeun menarik perhatian J-hope. Dengan sekali gerakan J-hope melemparkan tubuh Hayoung dan Jimin. Lalu diapun menghampiri Jin yang masih tampak terkejut dengan penglihatannya. J-hope merubah dirinya menjadi manusia.
“Ada apa dengan Naeun?” J-hope menarik kerah Jin.
Karena Jin tak kunjung menjawab J-hope pun mengguncangkan tubuh Jin menyadarkan laki-laki itu.
“Apa yang terjadi dengan Naeun? Cepat katakan!!!”
Jinpun akhirnya menatap J-hope. Tampak kesedihan dimata Jin bahkan mata Jin mulai mengeluarkan air mata membuat J-hope merasakan perasaan yang tidak enak.
“Naeun…. Naeun mengorbankan dirinya untuk Suga.”
Cengkraman J-hope mengendur membuat tubuh Jin dengan lemahnya jatuh ketanah. Terlihat jelas J-hope tampak shock mendengar ucapan Jin. Diapun menggelengkan kepalanya.
“Tidak. Aku tidak akan membiarkannya.”
Seketika J-hope berubah menjadi srigala dan berlari menghilang dibalik hutan. Hayoung dan Jimin yang tersungkur ditanah meringis kesakitan menghampiri Hyunji yang sudah tak sadarkan diri.
“Tolonglah dia Bomi-ah. Kumohon. Hanya kau satu-satunya yang tahu masalah pengobatan selain Jungkook.” Pinta Hayoung.
Bomi kembali memeriksa keadaan Hyunji yang sudah basah oleh darah. Wajah Bomi tampak menunjukkan kesedihan membuat Hayoung takut untuk menerka apa yang ingin dikatakan oleh Bomi.
“Mianhae Hayoung-ah. Jika aku maupun aku tidak bisa menolongnya. Hyunji. Dia sudah kehilangan banyak darah. Aku tidak bisa menolonngnya.”
Hayoung menggelengkan kepalanya dan mulai mengeluarkan air mata. Jimin dan Jinpun sama terkejutnya dengan Hayoung.
“Tidak… Hyunji-ah.. Hyunji……” Tangis Hayoung.
Jimin memeluk kekasihnya itu dan menenangkannya. Sedangkan Bomi dan Jin hanya menatap sedih ke arah Hyunji.

* * * * *

Jungkook dan V terus melawan para pengawal raja Jeongjo yang tak ada habis-habisnya. Namun semakin lama tubuh mereka semakin lemah.
“Siaal!!! Mereka tidak ada habis-habisnya.” Gerutu Jungkook.
“Kita harus terus melawan mereka. Apa kau tidak lihat Suga sedang berusaha keras melawan raja Jeongjo?”
Jungkook melihat kearah Raja Jeongjo dan Suga. Raja Jeongjo terus menyerang Suga sedangkan Suga dengan tubuh manusianya mulai kewalahan menangkis serangan-serangan Raja Jeongjo.
“Kau benar.” Saat Jungkook hendak melawan tiba-tiba seekor srigala menyerang para pengawal yang menyerang ungkook dan V. Jungkook tampak terkejut karena mengenali siapa srigala itu.
“Namjoon?” Panggil Jungkook tak percaya.
Jungkook mengedarkan pandangannya dan melihat Naeun bersama Eunji. Naeun tersenyum tipis dan mengangguk seakan mengatakan jika Namjoon berada di pihak yang sama
“YA!!! Ini bukan saatnya berdiam diri.” Ucap V menyadarkan Jungkook.
Jungkook,V dan Namjoon terus mengalahkan para pengawal raja Jeongjo. Di sisi lain Suga terus berusaha melancarkan serangan-serangannya pada raja Jeongjo. Namun raja Jeongjo juga tak henti-hentinya menyerang Suga dengan bola mataharinya. Sang rajapun merasakan keanehan dalam tubuhnya. Dia merasakan tubuhnya merasakan lelah yang tidak biasa dirasakannya. Tapi raja Jeongjo tak menggubrisnya dan terus menyerang Suga.
“Tak kusangka kau masih bisa bertahan dengan tubuh manusiamu Suga.” Ucap Raja Jeongjo saat berhenti menyerang untuk mengambil nafas.
“Aku tidak akan semudah itu mengalah.”
“Benarkah? Aku jadi penasaran sampai mana tubuhmu bisa bertahan melawanku.”
Raja Jeongjo kembali melemparkan bola api. Dan seperti tadi Sugapun segera menangkisnya. Namun terdengar suara aneh saat pedang Suga menebas bola matahari itu. Tiba-tiba serbuk-serbuk berterbangan mengenai wajah Suga. Senyuman kemenangan terlihat diwajah raja Jeongjo.
“Kau kalah Suga.”
Suga menoleh kearah raja Jeongjo dengan tatapan bingung.
“Apa maksudmu?”
Tiba-tiba Suga terdiam saat merasakan kakinya semakin melemah tak mampu menopang tubuhnya. Dia juga merasakan hal yang sama disekujur tubuhnya. Semakin lama tubuh Suga semakin tak bertenaga.
“Kau sudah terkena racun pelumpuh yang kubuat Suga. Aku tahu kau bisa mengendalikan racun yang berbentuk cair karena itulah aku membuat serbuk racun itu.”
Suga menatap raja Jeongjo penuh kebencian. Tapi hal itu justru membuat raja Jeongjo tertawa.
“Kenapa kau melakukannya?” Tanya Suga lirih.
Raja Jeongjo membungkuk menatap Suga.
“Karena kau akan membunuhku jika aku tak membunuhmu Suga. Oh ya sebelum kau menghembuskan nafas terakhir kuberitahu satu hal. Saat ini J-hope sedang mengejar calon pengantimu itu. Dan aku yakin saat ini J-hope sudah menggigit calon istrimu itu Suga.”
Tawa penuh kemenangan terdengar dari raja Jeongjo. Sedangkan Suga hanya bisa mengepalkan kedua tangannya penuh emosi tanpa bisa melawannya. Suga berusaha menggerakkan tangannya untuk menghunuskan pedangnya ke tubuh raja Jeongjo. Namun sayang racun yang bereaksi cepat itu sudah berhasil melumpuhkan hampir semua tubuhnya.
“Apa kau mau membunuhku Suga? Sayang sekali aku yang lebih dulu akan membunuhmu.”
Raja Jeongjo mengambil pedang Suga ditangannya dengan mudahnya. Lalu raja Jeongjo hendak menghunuskan pedang itu ke tubuh Suga.
“Matilah kau.” Seru raja Jeongjo menghunuskan pedang itu.
TIINNNGGG……
Tiba-tiba sebuah batu kecil mengenai pedang yang dipegang raja Jeongjo hingga terlepas dan menancap di pohon. Kesal raja Jeongjo menoleh dan melihat V berdiri tak takut menghadapi raja Jeongjo.
“V, setelah aku mengusirmu berani sekali kau muncul dihadapanku.”
“Kau tak berubah Jeongjo-ssi. Kau masih tetap serakah.”
Raja Jeongjo kembali tertawa.
“Serakah sudah menjadi sifatku V. Dan kau tahu betul itu.”
“Aku tak akan membiarkan kau membunuh Suga.”
“Kalau begitu aku juga akan membunuhmu.”
Raja Jeongjo mengeluarkan bola matahari kembali dan mengenai V hingga tubuhnya terpental dan terseret ditanah. Terlihat cekungan ditubuh V yang hampir tak sadarkan diri akibat bola matahari.
“V.” Panggil Suga lirih.
Tatapan Suga beralih pada raja Jeongjo yang terduduk di tanah. Tangannya mengepal saat merasakan kekuatannya mulai menghilang dan lemah. Nafasnya terengah-engah seakan mengeluarkan kekuatannya seperti melakukan pekerjaan yang berat.
“Apa kekuatanmu sudah hilang Jeongjo?” Sebuah suara mengalihkan perhatian semua orang termasuk raja Jeongjo.
Terlihat seorang laki-laki mengenakan hongryongpo berwarna merah dihiasi dengan pola naga berwarna emas. Ikseonghwan menghiasi kepala kali-laki itu dan gakdae sewarna batu giok melingkar di pinggangnya.

Untitled-68 copy
“Yang mulia.” Ucap V lirih.
Laki-laki itu menoleh dan tersenyum melihat V.
“Terimakasih sudah setia padaku V. Aku tahu kau diusir karenaku.”
“Aku hanya mengabdi padamu yang mulia.”
Jinpyeong melihat luka di dada V langsung mengulurkan tangannya menyentuh luka V. Seketika kulit V kembali seperti semula.
“Terimakasih yang mulia.” Ucap V membungkuk pada Jinpyeong.
Jinpyeong beralih pada pada Jeongjo yang semakin melemah.
“Ba-bagaimana bisa kau keluar?” Ucap Jeongjo lemah.
“Lihatlah ke atas Jeongjo.”
Jeongjo mendongak dan melihat matahari tertutup sebagian.
“Tidak mungkin. Bukankah gerhana matahari akan terjadi dua hari lagi.”
“Maafkan saya yang mulia tapi sebenarnya gerhana matahari terjadi hari ini.” Ucap Seungho keluar dari kumpulan pengawal Jinpyeong.
Wajah Jeongjo tampak marah karena mengetahui Seungho mengkhianatinya.
“Karena itulah mantra yang kaupakai untuk menyegelku juga melemeh sehingga aku bisa keluar.”
Jeongjo tampak menunduk namun terdengar tawa Jeongjo membuat Jinpyeong menatapnya bingung.
“Kau memang menang Jinpyeong tapi kau akan kehilangan seseorang yang penting untukmu.”
Jeongjo mengambil pedang yang tergeletak di tanah dan menghunuskan pedang itu ke arah Suga yang hampir tak sadarkan diri. Mengetahui niat Jeongjo, Jinpyeong pun berlari. Dengan cepat tubuhnya berubah menjadi naga dan menyerang Jeongjo. Tubuh Jeongjo terseret menjauhi Suga. Jeongjo mengerang saat merasakan punggungnya menabrak pilar kerajaannya.
“Tak akan kubiarkan kau menyakiti putraku.” Marah Jinpyeong.
Melihat kesempatan itu V dan ratu Soye mendekati Suga yang semakin lemah.
“Suga sadarlah.” Panik ratu Soye.
“Suga apa kau membawa penawar racun yang Bomi berikan?” Tanya V.
Suga mengangguk lemah dan menunjuk di kantong celananya. V segera mengambil guci kecil dari saku celana Suga. Dia membuka penutupnya dan segera meminumkannya pada Suga.
“Minumlah.”
Sugapun dengan patuh meminum ramuan itu hingga habis. Ratu Soye dan V memperhatikan Suga berharap ramuan itu bekerja. Senyuman muncul diwajah ratu Soye dan V tatkala melihat wajah Suga perlahan-lahan mulai segar kembali.
“Kaupikir aku akan menjadi lemah dan tak bisa mengalahkanmu Jinpyeong?” Ucapan Jeongjo mengalihkan perhatian V dan Ratu Soye.
Jinpyeong menatap Jeongjo tak mengerti sedangkan Jeongjo mendongak dan melihat matahari sudah hampir sepenuhnya tertutup. Jeongjo menatap Jinpyeong dan tersenyum sinis.
“Kau tidak tahu ada satu rahasia di balik gerhana ini.”
Mataharipun akhirnya sepenuhnya menghilang dan hanya membentuk lingkaran cincin bercahaya. Jinpyeong tampak terkejut melihat tubuh manusia Jeongjo berubah menjadi Buraki. Buraki adalah naga raksasa berwarna hijau yang tampak seperti ular.

Rak
“Apa kau terkejut Jinpyeong?” Ucap Jeongjo dalam wujud Buraki.
“Aku memang akan lemah saat matahari mulai tertutup tapi tepat saat matahari membentuk gerhana cincin kekuatanku menjadi berkali-kali lipat. Sekarang giliranku menyerangmu.”
Buraki itu menyerang Jinpyeong.

Chinese_dragon
Seketika Jinpyeong berubah kembali menjadi Yong sang naga langit. Perang kedua naga itu terjadi sangat sengit. Mereka saling membelit dan berusaha saling menggigit satu sama lain. Namun karena kekuatan Buraki meningkat berkali-kali lipat membuat Yong menerima gigitan-gigitan Buraki itu. Semburan api yang dikeluarkan Buraki itu tak jarang mengenai Yong. Teriakan Yong terdengar menyakitkan. Ratu Soye yang melihatnyapun memegang lengan Suga yang sudah pulih.
“Sial!!! Jika saja tubuhku tidak seperti ini.” Kesal Suga pada dirinya sendiri yang tak memiliki kekuatan dewa.
“Aku tidak yakin yang mulia Jinpyeong akan menang. Buraki itu benar kekuatannya meningkat berkali-kali lipat. Apa yang harus kita lakukan ratu Soye.” Tanya V pada sang ratu.
Nakun ratu Soye hanya terdiam tak memiliki jawaban untuk pertanyaan V.

* * * * *

Mata Bomi yang tertutup mulai terbuka. Matanya menerawang kearah jendela kamarnya. Ingatan masa lalupun terkuak. Bukanlah ingatan menyenangkan yang ingin Bomi ingat.

~~~FLASHBACK~~~

Bomi melihat Yoon yang berjongkok di pinggir danau. Dia seakan sedang melihat sesuatu yang muncul di permukaan air. Bomi berjalan mendekati Yoon. Dengan menjulurkan kepalanya Bomi mengintip apa yang Yoon lihat.
Dalam bayangan air itu tampak seorang gadis sedang memetik bunga-bunga. Rambut hitam gadis itu berkibar terbawa angin. Gadis itu kembali memetik bunga. Terkadang gadis itu berhenti untuk menghirup wangi bunga itu.
TEK…
Tanpa sengaja Bomi menginjak ranting mengalihkan perhatian Yoon.
“Bomi.” Yoon menyunggingkan senyuman melihat Bomi.
“Siapa gadis itu Yoon?”
“Oh kau melihatnya? Dia Hyunji. Dia cantik bukan?”
Bomi tampak terkejut mendengar Yoon tampak senang membicarakan gadis bernama Hyunji itu.
“Ne. Memang siapa Hyunji itu?”
“Dia calon pengantinku.”
“Nde? Tapi Yoon dia manusia.”
“Aku tahu.”
“Yoon kau tahu betul bagaimana Naeun bukan?”
Yoon terdiam mengerti arah pembicaraan Bomi.
“Aku tahu Bomi-ya. Karena itu aku tidak akan melakukan kesalahan yang sama.”
“Apa maksudmu Yoon?”
“Aku akan menjaga Hyunji dengan seluruh kekuatanku. Bahkan aku mau menukarkan nyawaku untuk menyelamatkannya jika diperlukan.”
Bomi menatap Hyunji yang masih memetik bunga. Terlihat jelas dimata Bomi tampak iri pada Hyunji. Tanpa mengenal Suga, Hyunji sudah bisa membuat Yoon jatuh cinta padanya.
“Apa kau mencintainya Yoon?”
Yoon menyunggingkan senyumannnya.
“Ne aku mencintainya Bomi.”
Untuk pertama kalinya semenjak kehilangan Naeun, Yoon tampak bahagia. Bomi senang Yoon bisa bahagia tapi di sisi lain gadis itu kesal karena yang membuat Yoon bahagia bukanlah dirinya.

~~~FLASHBACK END~~~

“Apa kau semakin hancur saat mengetahui Hyunji sudah meninggal Yoon?” Tanya Bomi pada bayangan dirinya di cermin.
Bomi menghela nafas dan kembali menatap cermin.
“Apa aku harus melakukannya agar kau bahagia Yoon? Jika saja kau bisa mencintaiku Yoon.”
Tatapan Bomi beralih menatap keluar jendela. Kesedihan tampak jelas di wajahnya.
“Aku akan melakukannya untukmu Yoon. Karena aku mencintaimu.” Ucap Bomi sebelum akhirnya meninggalkan kamarnya.

* * * * *

Benturan keras terdengar saat Yong terjatuh ke tanah. Buraki menatap Yong puas.
“Sudah kubilang kau tidak akan bisa mengalahkanku Jinpyeong.” Ucap Buraki tersenyum kemenangan.
Senyum Buraki itu berubah saat merasakan tubuhnya tak bisa digerakan sama sekali.
“Tapi aku bisa mengalahkanmu.”
Buraki itu menoleh dan melihat Yoon menggerakan tangannya mengendalikan darah yang mengalir di tubuh Buraki.
“Kau… Bagaimana bisa?” Kaget Buraki melihat Suga yang sudah berubah menjadi Yoon.
“Apapun bisa terjadi. Termasuk aku bisa mengalahkanmu. Yoon melemparkan tubuh Buraki itu ke arah istana hingga hancur.
Tatapan Yoon beralih pada Yong dan menolong Yong yang sudah berubah menjadi Jinpyong.
“Yang mulia tidak apa-apa?” Jinpyeong tampak terkejut mendengar ucapan Yoon.
“Kau tahu siapa aku?”
Yoon mengangguk. “Ratu Soye sudah mengatakannya padaku.”
“Jadi kau tahu aku adalah ayahmu?”
“Ne abeoji.”
Jinpyeong tersenyum bahagia dan mengelus rambut Yoon dengan penuh sayang. Terlihat jelas keri duan dimata Jinpyeong.
“Sudah cukupkah pertemuan keluarga ini. Karena aku harus mengganggunya.”
Buraki yang keluar dari reruntuhan istana langsung menyerang Yoon. Dengan gesit Yoon dan Jinpyeong menghindari serangan Buraki yang hanya mengenai tanah. Buraki kembali bangkit dan tatapannya tertuju pada Jinpyeong yang kewalahan. Semburan api keluar dari mulut Buraki. Tak bisa menghindar Jinpyeong menutup mata pasrah menerima serangan itu. Namun rasa panas tak kunjung Jinpyeong rasakan. Laki-laki membuka matanya dan melihat Yoon menahan serangan Buraki itu dengan kekuatan airnya.
“Sudah saatnya kita melawannya bersama abeoji.”
Jinpyeong mengangguk menyetujui ucapan Yoon. Seketika tubuh Jinpyeong berubah kembali menjadi Yong. Buraki yang melihat hal itu berhenti menyemburkan api dan ingin menyerang Yong. Namun tubuh Buraki seakan seperti patung yang tak bisa bergerak.
“Kau tidak akan bisa kemanapun.” Ucap Yoon yang sudah mengikat darah di tubuh Buraki.
Melihat kesempatan emas itu Yong tak menyia-nyiakannya diapun menyemburkan uap dingin ke arah Buraki.
Kristal es yang dinginpun menyelimuti tubuh Buraki hingga tubuh naga itu terbungkus oleh es. Melihat Buraki tak bisa lagi bergerak Yoon melepaskan cengkramannya membuat tubuh Buraki yang membeku itu jatuh dan pecah berkeping-keping. Kekuatan Burakipun lenyap begitu pula pengawal-pengawal yang berdatangan tak ada henti-hentinya juga lenyap. Mataharipun kembali bersinar dan gerhanapun akhirnya berlalu.
Yoon menghela nafas lega dan Yong berubah kembali ke tubuh manusianya. Ratu Soye, V dan Jungkookpun menghampiri mereka.
“Kalian berhasil mengalahkannya.” Puji Ratu Soye.
“Anda hebat yang mulia, begitu pula kau Yoon.” Puji V.
“Tapi bukankah matahari sudah kembali bersinar, tapi kenapa Yoon tidak berubah menjadi Suga?” Pertanyaan Jungkook membuat semua orang menatap Yoon.
Ucapan Jungkook benar. Biasanya Yoon akan berubah menjadi Suga jika matahari muncul.
“Itu karena Naeun.”
Semua orang menoleh dan mendapati Namjoon yang sudah berubah menjadi manusia.
“Naeun? Apa maksudmu? Naeun sudah tidak ada.” Bingung Yoon.
“Yeonmi calon pengantinmu itu, dia adalah Naeun. Tuan J-hopelah yang menolongnya setelah Jungkook menusuknya.”
Yoon terkejut mendengar kebenaran itu. Diapun menatap ke arah Jungkook yang menunduk merasa bersalah.
“Maafkan aku Yoon, aku terpaksa melakukannya. Sebenarnya Bomi juga dalang dari pembunuhan Naeun tapi tujuan utamaku adalah menyelamatkan adikku. Raja Jeongjo akan membunuh adikku jika aku tidak menurutinya.” Jelas Jungkook.
“Oppaku benar tuan Suga. Selama ini aku disekap dewa matahari untuk dijadikan sandera. Tolong maafkan Jungkook Oppa.”
Eunji berlutut memohon maaf pada Yoon.
“Aku sudah memaafkan Oppamu Eunii-ah, jadi berdirilah.”
Eunji berdiri dan tampak senang.
“Terimakasih tuan Yoon.”
Eunjipun memeluk kakaknya berbagi kebahagiaan. Tatapan Yoon beralih pada Namjoon kembali.
“Jadi jelaskan padaku apa hubungan Naeun dengan perubahan diriku?”
Namjoon menunjuk ke arah ruangan yang terbuka pintunya. Di dalam ruangan itu tampak tubuh Naeun tergeletak di lantai dengan darah membasahi bagian perut Hanboknya dan di tangannya menggenggam sebuah pisau. Tampak wajah Yoon menunjukkan keterkejutannya. Perlahan diapun menghampiri Naeun.
“Naeun mengorbankan dirinya untuk menghilangkan kutukanmu. Karena itulah sekarang kau tak lagi menjadi tubuh anak-anak lagi.” Jelas Namjoon namun Yoon hanya setengah mendengarkan karena dirinya hanya terfokus pada tubuh Naeun yang berlumuran darah.
Yoon sampai didepan tubuh Naeun. Matanya tampak tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Yoon mengulurkan tangannya hendak menyentuh pipi Naeun yanh pucat.
“JANGAN SENTUH DIA!!!” Teriak J-hope keluar dari hutan.
Yoon menoleh dan melihat J-hope dengan tubuh manusianya berlari menghampiri tubuh Naeun.
“J-hope.” Panggil Yoon.
J-hope menoleh dan melayangkan tatapan kebencian pada Yoon.
“Ini semua karenamu. Lagi-lagi dia menderita karenamu.”
Yoon menahan tangan J-hope yang hendak mengangkat tubuh Naeun.
“Naeun adalah cinta pertamaku J-hope. Dan sedetikpun aku tak pernah menghilangkan perasaan cinta itu padanya. Jika aku tahu dia akan melakukan semua ini, aku pasti akan menghalanginya.”
J-hope terdiam sedangkan Yoon tak dapat membaca apa yang J-hope pikirkan. Sedetik kemudian J-hope menepis tangan Yoon dan menggendong tubuh Naeun. Pisau di tangan Naeunpun terlepas dan tampak noda darah di pisau itu. Tanpa mengatakan apapun J-hope pergi membawa tubuh Naeun bersama Namjoon.
“Kau tidak menghalanginya Yoon?” Tanya V.
Yoon menghela nafas lalu menggeleng. “Saat ini J-hope lebih mencintainya daripada aku. Aku akan menjemput calon pengantinku.”
Yoon menatap ratu Soye dan raja Jinpyeong seakan meminta ijin dari kedua orangtuanya itu. Kedua orang itu bersama mengangguk mengijinkan putranya itu menemui calon pengantinnya.
“Sepertinya kau butuh tumpangan.” Ucap V yang sudah berubah menjadi rusa terbang.
Yoon tersenyum lalu naik keatas punggung V. Kemudian rusa itu segera mengepakkan sayapnya dan terbang menjauhi istana matahari yang sudah hancur.

* * * * *

J-hope meletakkan tubuh Naeun di sebuah peti kaca yang sudah dihiasi bunga-bunga yang cantik. Terlihat jelas kesedihan di mata J-hope. Baru kali ini Namjoon melihat pemimpinnya begitu sedih dan rapuh.
“Anda tidak apa-apa yang mulia?” Cemas Namjoon.
J-hope terus menatap Naeun yang tetap menutup mata.
“Pergilah Namjoon. Tinggalkan aku sendiri.”
“Baiklah yang mulia.” Ucap Namjoon meningalkan J-hope.
Tangan J-hope menggenggam tangan Naeun yang sudah dingin. Tanpa J-hope sadari air matapun jatuh dari pelupuk matanya.
“Kenapa kau melakukannya Naeun-ah?” Tanya J-hope berharap Naeun akan terbangun dan menyunggingkan senyuman.
Namun sayang harapannya itu tak terkabul. Tubuh Naeun tetap membujur kaku dan wajahnyapun semakin pucat.
“Apakah kau begitu mencintai Yoon Naeun-ah?”
J-hope mengangkat tangan Naeun dan menciumnya.
“Dia mencintaimu.” Sebuah suara mengalihkan perhatian J-hope.
Jin masuk dari jendela dan menghampiri J-hope. Dia memandang adiknya yang seperti sedang tertidur. Bunga-bunga disekelilingnya tampak mempercantik gadis itu.
“Kenapa kau datang kemari?”
Jin menatap J-hope. Pengawal itu terkejut melihat J-hope begitu terpukul kehilangan Naeun.
“Aku hanya ingin mengatakan apa yang dirasakan adikku. Sebenarnya Naeun sudah ingat siapa dirinya tapi dia tidak ingin mengatakannya padamu. Perasaan Naeun pada Yoon masih ada tapi ada hal lain yang membuatnya bingung.”
J-hope diam tak menyela membiarkan Jin menyelesaikan ucapannya.
“Setelah melewatkan waktu bersamamu, perasaan Naeun berubah. Dia juga mencintaimu. Tapi melihat tuan Suga yang sangat membutuhkan kekuatannya. Dia rela mengorbankan dirinya.”
“Naeun mencintaiku?”
Jin mengangguk menjawab ketidak percayaanJ-hope. Jin menepuk bahu J-hope.
“Jangan menyalahkan kematian Naeun pada tuan Yoon. Karena Naeun sendirilah yang ingin melakukannya.” Ucap Jin sebelum akhirnya meninggalkan J-hope.
J-hope kembali menggenggam tangan Naeun dan memeluknya.
“Aku juga sangat mencintaimu Naeun-ah. Jika saja kau bisa mendengarnya.”

* * * * *

Tubuh rusa V mendarat dengan mulus di taman istana air. Istana itu tampak begitu berantakan akibat perkelahian J-hope dan Jin. Yoon turun dari punggung V dan sekejap V berubah menjadi tubuh manusia lagi.
“Pergilah aku tahu kau tidak sabar menemui calon pengantinmu itu.”
Yoon mengangguk dan berlari meninggalkan V. Yoon berlari tak sabar ingin menemui Hyunji. Diapun bertemu dengan Kimbum yang mengenakan pakain serba putih.
“Kimbum-ah, dimana Hyunji?”
Wajah Kimbum tampak sedih namun Yoon terlalu bersemangat ingin bertemu Hyunji hingga tak memperhatikannya.
“Nona Hyunji ada di kamarnya.”
“Baiklah. Gomawo Kimbum-ah.” Yoon meninggalkan Kimbum.
“Tuan Yoon.” Panggil Kimbum menghentikan langkah Yoon.
“Jika ada yang ingin kau bicarakan nanti saja Kimbum-ah. Aku harus menemui Hyunji.”
“Tapi ini masalah dewi Bomi tuan Yoon.” Langkah Yoon kembali terhenti mendengar nama ‘Bomi’.
Kimbum berjalan seakan meminta Yoon mengikutinya. Akhirnya Yoon mengikuti Kimbum menuju sebuah ruangan. Yoonpun tersadar saat melihat dari pintu orang-orang mengenakan pakaian serba putih. Di tengah ruangan terlihat Jimin memeluk Hayoung yang sedang menangis. Perasaan tidak enakpun merasuki hati Yoon saat memasuki ruangan itu.
“Yoon.” Panggil Hayoung saat melihat Yoon masuk.
“Ada apa ini?” Bingung Yoon.
Jimin dan Hayoung menunduk dan menyingkir membiarkan Yoon melihat seseorang yang tergeletak dan ditutupi kain putih. Yoon memdekat dan berharap bukan Hyunjinya yang berada dibalik kain itu. Yoon berlutut dan mengulurkan tangannya membuka kain putih itu. Nafas Yoon tercekat melihat tubuh Bomi tampak sedang tertidur.
“Bomi.”
“Seharusnya Hyunji yang ada ditempat itu Yoon.”
Yoon menoleh melihat Jimin menuntut penjelasan.
“Apa maksudmu Hyunji yang seharusnya di tempat itu?”
“J-hope sudah menggigit bahu Hyunji hingga Hyunji kehabisan darah. Kami tak bisa menolongnya Yoon. Tapi Bomi….” Hayoung tampak sulit menjelaskan.
“Bomi memberikan mutiara dewanya pada Hyunji.” Ucap Jimin membantu menjelaskan
“Mutiara dewa? Bukankah tanpa itu Bomi tak bisa hidup?”
“Kau benar. Karena itulah kami sudah melarangnya tapi Bomi mengatakan dia tak ingin menghilangkan kebahagiaanmu Yoon karena kehilangan Hyunji. Itu sebabnya Bomi melakukan itu.” Jelas Jimin kembali.
Yoon kembali menatap Bomi sedih. Selama ini Yoon hanya menggaggap Bomi sebagai temannya tapi Yoon tak menyangka Bomi benar-benar sangat menyukainya.
“Bomi-ya…. Ya!! Dimana kau?” Terdengar teriakan V.
Yoon tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya pada V.
“Ada apa ini?” Tanya V masuk ke ruangan.
Senyuman V menghilang saat melihat gadis di hadapan Suga. Perlahan V mendekati tubuh Bomi. Wajahnya tampak tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
“V.” Panggil Yoon namun V hanya terdiam dan berlutut di samping Bomi.
Tangan V terulur menyentuh pipi Bomi yang terasa dingin.
“Maafkan aku V.” Sesal Yoon.
V menoleh ke arah Yoon. Laki-laki itu berusaha menyunggingkan senyumannya namun tetap saja tampak kesedihan dimata V.
“Aku tahu Bomi akan melakukan ini. Terakhir kali aku bersamanya aku merasa tidak akan bertemu dengannya lagi. Aku berpikir itu hanya perasaanku saja tapi ternyata dia melakukannya. Jangan merasa bersalah Yoon, aku tahu Bomi melakukannya karena dia mencintaimu. Ini pengorbanan yang dia lakukan untukmu.”
Yoon merasakan perasaan bersalah karena belum sempat meminta maaf pada Bomi. Yoon menatap Bomi dan tersenyum.
“Gomawo Bomi-ah.”

* * * * *

Seorang gadis kecil berlari dengan cerianya menembus hamparan bunga yang indah. Langkah gadis kecil itu terhenti saat melihat setangkai bunga yang baru saja mekar. Mata gadis kecil itu berbinar nelihat bunga berwarna pink muda.
“Eomma kemarilah. Cepat….” Teriak gadis itu.
“Ada apa Bomi-ah?” Hyunji berjalan mendekati gadis kecil itu.
Hyunji tersenyum melihat putrinya tampak bersemangat. Karena kebaikan Bomi sang dewi petir yang merelakan nyawanya, Yoon dan Hyunji memutuskan menamai putri kecil mereka sama dengan dewi petir itu.
“Lihat eomma. Bunga yang kita tanam bersama sudah berbunga. Cantik sekali.” Dengan antusias Bomi menunjuk ke arah bunga yang dilihatnya.
“Ne. Eomma tahu. Eomma bisa merasakannya.” Ucap Hyunji mengangguk.
Bomi menatap ibunya bingung.
“Bagaimana bisa eomma merasakannya?” Tanya Bomi dengan polosnya.
“Karena eomma adalah dewi bunga.”
Hyunji dan Bomi menoleh saat mendengar suara orang lain.
“Appa…” Bomi berlari kearah Yoon.
Tangan Yoon terulur dan langsung menggendong Bomi yang menghampirinya.
“Appa benar. Bomi jadi iri pada eomma karena eomma adalah dewi bunga.”
“Tidak perlu iri Bomi bukankah kau juga memiliki kekuatan sendiri?”
“Tapi kekuatanku hanya bisa mengendalikan petir. Tidak seru.”
“Jangan bicara seperti itu. Petir adalah kekuatan yang dasyat. Appa punya cerita tentang dewi petir yang sama denganmu.”
“Benarkah? Ceritakan appa.”
“Tidak sebelum kau makan?”
“Aiishh…. Appa tidak adil.”
Yoon dan Hyunji tertawa melihat putri mereka cemberut.
“Appa benar, kau bahkan belum makan dari tadi pagi bukan?” Tambah Hyunji.
“Ayo kita kembali.”
Yoon menggendong Bomi pergi. Sedangkan Hyunji menatap ke langit yang menggelap. Terlihat kilatan dan petir yang menyambar.
“Gomawo Bomi.” Ucap Hyunji tersenyum berterimakasih.
Hyunjipun bergabung dengan Yoon, Bomi, Ratu Soye dan Raja Jinpyeong yang siap untuk makan.

~~~THE END~~~

Tolong komennya ne!!!!

22 pemikiran pada “(Chapter 9 – ENDING) Find Love to Find Life (F.L.T.F.L) ~~~CLEAR VERSION

  1. huhuhu… gak nyangka ma pengorbanan Naeun dan Bomi buat Yoon…
    akhir yang menggembirakan… mereka punya anak trus diberi nama Bomi…
    ditunggu ff lainya…

    Fighting !

  2. dikit sih… soalnya V kan jadi gak jelas ma siapa ?
    trus Jin dan J hope juga sama kayak V…
    ditunggu ff yang lainnya yah, Thor !

    Fighting !

  3. Uda nggu ff ini plg lama,, smpai kuota mw hbs blm mncul”, dan bru smpet liat skrg^^

    Ending’x kren thor. . Jd kpikiran kalo hyunji yg mninggal psti ending’x lbh ngena, kyk berasa lbh dramatis aja sih*

  4. hwaaa baru punya kuota utuk baca

    ow em jiinnnnn………. heuaaaa TT
    akhirnya kelar hyaaa sedih. seru pas perangnya. ^o^
    aku suka di chapter ini, yah unik sih semuanya tiba-tiba…*duarr/?* akhir yang bahagia karena yg asalnya punya maunya sendiri jadi yaa jadi penuh pengorbanan gitu dehh mulai dari ratu soye, jk, bomi, v, jhope, naeun, jin, dll salut sama mereka semua <3 <3

    jimin hayoung kayanya yg paling ayem aja… uculnya mereka *.*

    dann j-hoooopeee jangan sedih kan ada aku@.@ *tendang*
    v kasihaaan j-hope juga kasiaaannnn jin juga samaaa kehilangan adik. sedihnya jadi merekaa.
    tapi gatau kenapa aku paling sedih sama j-hope. nahasss *hiks hiks*

    tapi tetep endingnya memuaskan haha. jjang!

    sudah ah malah rusuh jadi malu.
    ff lainnya ditunggu ya^^ ganbate!!

  5. wwwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhh, DAEBAK ff kece dari awal baca sampai akhir semua nya kece alur cerita nya ngena banget,,,

    ditunggu ff selanjutnya kalau perlu lebih kece dari ini lagi
    fighthing

  6. Yeay akhirnya happy ending :’)
    Tapi sedih juga sih karena Bomi harus meninggal.

    Suka sama endingnya, hampir aja dibuat jantungan gara gara ngira kalu hyunji bakalan mati :3 tapi bener bener gak nyangka kalo bomi sebaik itu T.T gomawo Bomi :).

    Ehem akhirnya Yoon ama Hyunji bisa hidup bahagia :D

Tinggalkan Balasan ke welpie Batalkan balasan